RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengeluarkan ijin bagi kaum perempuan untuk mengemudi, Selasa (26/9/2017).
Dengan demikian kerajaan di kawasan teluk ini menjadi negara terakhir di dunia yang menetapkan kebijakan tersebut.
Hal itu, seperti diberitakan AFP, Rabu (27/9/2017), memicu euforia dan ketidakpercayaan di kalangan aktivis kerajaan ultra konservatif tersebut. Di mana, pembatasan sosial yang kian mengikat kini dilonggarkan.
Larangan mengemudi bagi kaum hawa, yang sudah berlangsung lama di Arab Saudi, di mata dunia internasional terlihat sebagai simbol penindasan.
Pencabutan kali ini terjadi setelah para aktivis perempuan melakukan perlawanan selama bertahun-tahun.
Baca: Sejarah Baru, Kaum Hawa Penuhi Stadion King Fahd di Riyadh...
Pengumuman mengejutkan, -yang berpotensi merusak faham konservatif religius, adalah bagian dari dorongan reformasi ambisius Arab Saudi yang ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan era pasca-minyak.
Arab Saudi pun terlihat ingin memperbaiki reputasi global yang dihantam oleh catatan kelam soal hak asasi manusianya.
"Raja Salman bin Abdulaziz al Saud telah mengeluarkan sebuah keputusan yang mengizinkan penerbitan lisensi pengemudi untuk wanita di kerajaan tersebut," demikian bunyi siaran televisi pemerintah Arab Saudi.
"Keputusan tersebut akan mulai berlaku pada Juni 2018."
Baca: Menteri Dipecat, Gara-gara Foto Raja Faisal Bersama Master Yoda
Arab Saudi akan menggunakan "masa persiapan" sampai kemudian memperluas fasilitas perizinan dan mengembangkan infrastruktur untuk mengakomodasi jutaan pengemudi baru.
Ulama konservatif di Arab Saudi --kerajaan absolut yang diperintah menurut undang-undang syariah, telah lama mendukung larangan tersebut.
Mereka beralasan meniadakan larangan itu akan memicu persetubuhan. Sementara, pendapat lain menyebut, mengemudi dapat berpengaruh buruk bagi indung telur wanita.
Baca: Arab Saudi Danai Serangan Teror ?9/11? di AS, Ini Buktinya...
Sebelum ini, telah banyak aktivis hak-hak perempuan dipenjara karena mencela larangan tersebut.
Pengumuman kali ini tentu mengejutkan dan disambut secara luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
"Hari yang mulia. Aku tidak dapat menahan air mataku," demikian bunyi komentar di akun Twitter anggota dewan Shura Saudi Latifah Alshaalan.
"Selamat kepada para wanita di tanah airku."
Aktivis Manal al-Sharif, yang memimpin gerakan protes "Perempuan2Drive" tahun 2011, juga mengunggah komentar di Twitter.
"Hari ini, negara terakhir di bumi mengizinkan perempuan mengemudi. Kami melakukannya."
"Ini adalah kesaksian atas keberanian aktivis perempuan yang telah berkampanye selama bertahun-tahun," kata pengawas hak asasi manusia Amnesty International.
"Arab Saudi akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengizinkan perempuan mengemudi," sambungnya.
Baca: Arab Saudi Tangkapi Imam-imam yang Dianggap Membangkang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.