KOMPAS.com - MASIH ingatkah pembaca terhadap cerita seorang pengusaha jasa cucian (laundry) khusus untuk pemeluk agama Islam di Muar, Johor, Malaysia?
Hanya sehari setelah cerita mengenai jasa ini tersebarluas, Sultan Johor Sultan Ibrahim Ismail angkat bicara meluapkan kemarahannya.
“Ini bukan negara Taliban, sebagai Kepala Agama Islam di Johor, saya menegaskan, ini adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. Ini perbuatan ekstremis,” kata Sultan Ibrahim ketika diwawancarai The Star Malaysia, Rabu (27/9/2017).
Sultan Ibrahim dengan geram memerintahkan supaya pengusaha jasa cucian itu segera menghentikan perbuatan diskriminatifnya yang memalukan dan tidak sesuai dengan visi inklusif Johor.
Jika menolak, maka jasa cucian itu akan dicabut operasinya tanpa pandang bulu, lanjut Sultan.
Selain itu Sultan memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap peristiwa ini serta mencabut izin semua usaha yang bersikap diskriminatif.
Baca: Jasa Cucian Khusus Muslim Picu Kontroversi di Malaysia
“Saya tidak mengerti di mana pengusaha laundry ini mencuci pakaiannya ketika dia di luar negeri. Apakah dia bermaksud menyatakan bahwa hanya pakaian kaum Muslim yang bersih sedangkan yang non-Muslim tidak bersih? Saya percaya itu maksudnya,” kecam Sultan.
Sultan berusia 59 tahun itu juga meminta pengusaha jasa cucian untuk meminta maaf langsung terhadapnya serta terhadap rakyat Johor.
“Dia telah membuat rakyat Johor marah besar dengan tindak tanduknya. Ini bukan sikap yang diinginkan Johor,” kata Sultan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.