Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Cucian Khusus Muslim Picu Kontroversi di Malaysia

Kompas.com - 26/09/2017, 10:11 WIB
Ericssen

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Warga Malaysia khususnya di kota Muar, negara bagian Johor, dibuat geger oleh keberadaan jasa cucian (laundry) khusus untuk pemeluk agama Islam.

Keberadaan "laundry" kontroversial ini tercium publik setelah foto toko dengan label “Hanya untuk Muslim” beredar di media sosial seperti dilaporkan The Star Malaysia, Senin (26/9/2017) sore.

“Mesra Muslim. Laundry ini hanya menerima pelanggan beragama Islam karena faktor kesucian, silakan tanggalkan sandal,” demikian bunyi tulisan di papan di depan jasa cucian itu.

Reaksi netizen Malaysia sendiri terbelah menanggap jasa "laundry" yang menurut mereka diskriminatif.

“Saya seorang Muslim, ini hal yang sangat tidak dapat diterima. Agama Islam tidak mengajarkan hal ini. Islam itu untuk semua. Islam adalah untuk menyatukan masyarakat bukan malahan memecahbelah,” kritik seorang netizen bernama Zachary Arshad.

Namun mufti Johor, Mohd Tahrir Samsudin, menyambut hangat keberadaan jasa "laundry" itu.

“Ini hal yang baik karena ada umat yang merasa ragu terhadap jasa 'laundry' terutama masalah kebersihan. Ini baik karena dengan demikian umat tidak merasa bimbang dan dapat memenuhi kewajiban beribadahnya” ucap Samsudin.

Baca: Ubah Cara Mencuci Agar Pakaian Awet dan Segar

Keberadaan "laundry" ini bahkan menyebabkan pejabat pemerintah dan kesultanan Johor ikut berkomentar.

Menteri Besar Johor Mohamed Khaled Nordin menyatakan ini adalah urusan pribadi pemilik bisnis untuk menentukan siapa yang ingin dilayaninya.

Khaled Nordin mengatakan, pemerintah Johor tidak akan ikut campur.

Sementara itu Pangeran Johor Tunku Idris Sultan Ibrahim bereaksi negatif. “Apakah ini benar? Ini terlalu ekstrem? Saya kaget,” tulis pangeran itu di akun Instagram-nya.

Pangeran Idris melanjutkan bahwa agama Islam mengajarkan mengenai toleransi dan menghargai kepercayaan lain, bukan mengenai bagaimana menunjukan dominasi.

Pemilik "laundry" yang akhirnya diwawancarai membela dirinya. Dia menyatakan hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Baca: Perumahan Islami: Dari Kaligrafi sampai Kolam Renang Muslim

Dia melanjutkan bahwa laundrynya menerima warga etnis Tionghoa dan India yang beragama Islam.

Pengusaha berumur 40 ini menolak berkomentar ketika ditanya apakah pembatasan ini dilakukannya karena dia khawatir ada elemen bulu anjing yang terbawa dari "laundry" yang diantarkan oleh warga yang bukan pemeluk agama Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com