Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Berisiko Jadi Magnet Jihad Global

Kompas.com - 26/09/2017, 09:23 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Kekejaman terhadap warga minoritas Muslim Rohingya di Myanmar bisa menarik datangnya para ekstremis Islam dari berbagai negara.

Serangan terkoordinasi oleh pejuang Rohingya pada 25 Agustus 2017 terhadap lebih dari 30 pos keamanan Myanmar telah memicu aksi balas dendam yang brutal dari pihak keamanan negara itu.

Akibatnya, lebih dari 400.000 warga Rohingya mengungsi ke Banglades, negara yang disebut sebagai asal muasal bangsa Bengali – sebutan oleh warga Myanmar atas etnis Rohingya.

"Yang paling menakutan bagi saya adalah Myanmar sekarang berada dalam peta di dunia Islam sebagai kasus terbaru perlakuan buruk terhadap minoritas Muslim," jelas Richard Horsey dari International Crisis Group yang berbasis di Yangon.

Baca: "Militer Myanmar Tanam Ranjau agar Warga Rohingya Tak Kembali

"Rohingya telah menjadi daya tarik bagi generasi muda Muslim di seluruh dunia," kata Horsey kepada ABC News, Senin (25/9/2017).

"Itu situasi yang sangat berbahaya bagi Myanmar ketika pejuang asing kembali dari Irak dan Suriah..., dan Filipina selatan," kata Horsey.

"Myanmar bisa dengan mudah menjadi sasaran organisasi internasional. Saya pikir malah sudah menjadi target," katanya.

Meski Al Qaeda mengeluarkan pernyataan dukungan untuk gerilyawan Rohingya bulan ini, namun Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) telah menolak hubungan operasional dengan kelompok teroris internasional.

Baca: Indonesia Tawarkan Bantuan Penanganan Rohingya di Banglades

"ARSA merasa perlu untuk memperjelas posisinya tidak memiliki hubungan dengan Al Qaeda, ISIS, Lashkar-e-Taiban atau kelompok teroris lainnya," tulis sebuah akun Twitter resmi kelompok tersebut pada 14 September 2017.

"Kami tidak menerima keterlibatan kelompok-kelompok ini dalam konflik Arakan," kata pernyataan ARSA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com