Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Baru, Kaum Hawa Penuhi Stadion King Fahd di Riyadh...

Kompas.com - 24/09/2017, 10:14 WIB

Di bawah sistem perwalian negara, anggota keluarga laki-laki -biasanya ayah, suami atau saudara laki-laki, yang harus memberikan izin untuk studi, perjalanan, dan kegiatan lainnya, bagi kaum wanita.

Namun kerajaan tersebut tampaknya merelaksasi beberapa norma sebagai bagian dari rencana "Vision 2030".

Dalam visi itu, ditertuang rencana reformasi ekonomi dan sosial yang digagas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Drum, puisi, dan dansa

Perayaan hari nasional bertepatan dengan masa krusial bagi Arab Saudi.

Pasalnya, kerajaan itu sedang berjuang berebut pengaruh dengan Iran di kawasan teluk. Di sisi lain, mereka pun terjebak dalam sebuah intervensi militer yang kontroversial di Yaman.

Baca: Pemberontak Yaman Tembakkan Rudal ke Arab Saudi, Apa yang Terjadi?

Belum lagi, Arab Saudi juga berselisih dengan sesama sekutu Amerika Serikat, Qatar.

Namun semua "beban" tersebut seakan terlupa pada Sabtu malam itu.

Bangunan ikonik di Riyadh bermandikan cahaya hijau dan piranti stereo memainkan lagu-lagu patriotik, saat para penonton berlari-lari di jalanan dengan mobil bertiang yang memasang bendera nasional.  

Dengan drum dan puisi, penari pedang tradisional yang merayakan tradisi pejuang Arab Saudi melangkah melalui Tahlia Street, sebuah jalur belanja kelas atas di jantung Kota Riyadh.

"Pada kesempatan besar ini, kami merasa bahwa kerajaan tersebut telah menjadi negara yang penting dengan peran perintis di tingkat regional dan internasional," kata Pangeran Mohammed.

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah pidato yang sebelumnya dilansir oleh Badan Pers Saudi, yang dikutip AFP.

Pangeran berusia 32 tahun itu telah ditetapkan untuk menduduki tahta di sebuah negara di mana separuh penduduknya berusia di bawah usia 25 tahun. Kendati demikian, waktu pentahbisannya belum diketahui.  

Dia sudah dipandang sebagai penguasa de facto yang mengendalikan semua tuas utama pemerintah.

Mulai dari urusan pertahanan hingga ekonomi berada di tangan sang pangeran, meski belum ada pelimpahan kekuasaan secara formal dari ayahnya yang berusia 81 tahun, Raja Salman.

Baca: Menimbang Posisi Indonesia Setelah Kunjungan Raja Salman dan Obama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com