NEW YORK, KOMPAS.com - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla berbicara di hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, Amerika Serikat, Kamis (21/9/2017) waktu setempat.
Dalam kesempatan ini, seperti diberitakan laman UN.org, Kalla menggarisbawahi tiga hal dalam upaya mencapai "Perdamaian dan Kehidupan yang Layak secara Berkelanjutan, bagi Semua Orang di Muka Bumi".
"Perdamaian tidak pernah diberikan. Perdamaian harus dikembangkan dan dipelihara melalui dialog, inklusivitas, penyelesaian sengketa damai, dan penolakan kekerasan," kata Kalla.
"Yang lebih penting, kita harus mengembangkan PBB sebagai institusi global yang kuat, yang menekankan pada pemeliharaan perdamaian, keamanan, dan stabilitas," sambung dia.
Baca: Jusuf Kalla Heran Bantuan untuk Rohingya Dianggap Pencitraan
Dalam kesempatan ini pula, Kalla menyatakan dukungan Indonesia untuk reformasi PBB.
Hal kedua yang disampaikan Kalla adalah, perlunya sinergi dalam mempertahankan perdamaian dan agenda pembangunan.
Dia menekankan, perdamaian dan stabilitas harus diupayakan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Wapres mencatat, "Sasaran Pembangunan Berkelanjutan dan Kesepakatan Paris" sebagai komitmen global yang disepakati dan harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata.
Kebutuhan mendesak, kata Kalla, untuk rencana aksi global dan kemitraan dalam memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme adalah poin utama lainnya.
Kalla berpendapat, akar penyebab dari persoalan-persoalan itu yang harus ditangani.
Kemiskinan ekstrim, buta huruf, dan pengangguran kaum muda, menjadi beberapa pangkal masalah utama.
Baca: Kalla Yakin Dukungan Relawan Jokowi Tak Ganggu Pemerintahan
Dalam kesempatan ini, tak lupa Kalla mengangkat apa yang telah dilakukan di Indonesia.
Dia menyebut, melalui kombinasi pengunaan "hard power" dan "soft power", serta memperkuat peraturan perundangan, dan mendorong keterlibatan masyarakat, Indonesia sudah melangkah maju.