Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Sebut Pidato Trump seperti Gonggongan Anjing

Kompas.com - 21/09/2017, 22:12 WIB
Heru Margianto

Penulis

 

KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menyebut pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai 'gonggongan anjing.

"Ada pepatah yang menyatakan biarlah anjing menggonggong, khafilah tetap berlalu,” kata Ri Yong-ho kepada wartawan di dekat markas besar PBB di New York.

Pernyataan Ri Yong-ho, adalah pernyataan resmi pertama Korut menanggapi pidato Trump.

"Jika (Trump) berpikir dia akan membuat kami gentar dengan gonggongan anjingnya, dia jelas cuma bermimpi di siang bolong," kata Ri.

Ri menanggapi pidato Trump yang disampaikan di Sidang Umum PBB, Rabu (20/9/2017). Dalam pidatonya, Trump menyatakan akan menghancurkan Korea Utara secara total jika negara itu terus mengancam Amerika dan sekutunya.

Baca: Trump: AS Mampu Hancurkan Korea Utara Secara Total, Jika Terpaksa

Korea Utara terus menjalankan program senjata nuklirnya meskipun PBB telah menjatuhkan sanksi.

Di mimbar PBB, Trump menyebut pempimpin Korea Utara Kim Jong-Un sebagai lelaki pembuat roket.

"Si lelaki pembuat roket itu sedang melakukan misi bunuh diri yang akan membinasakan dirinya dan rezimnya sendiri," kata Trump.

Ketika Ri ditanya bagaimana tanggapannya terhadap pernyataan Trump yang menyebut Kim Jon-un manusia roket, Ri menjawab, “Saya berduka pada segala masalah yang dihadapinya (Trump).”

Ri akan menyampaikan pidatonya di PBB pada Jumat (22/09/2017).

Sejumlah pakar mengungkapkan, Korea Utara maju pesat dalam mengembangkan rudal jarak jauh dan juga progam nuklirnya.

Pada 2 September lalu, negara di Asia Timur itu bahkan telah melakukan tes nuklir keenam sekaligus terbesarnya.

Baca: Sejarah Pengembangan dan Uji Coba Senjata Nuklir Korea Utara

Beberapa hari kemudian, PBB menjatuhkan sanksi kepada negara itu dengan membatasi impor minyak Korea dan melarang Korut mengekspor tekstilnya. Baca: PBB Sepakati Sanksi Ekonomi Baru untuk Korea Utara

Sanksi ini diharapkan dapat membuat Korut kehabisan bahan bakar dan pemasukan untuk program senjata nuklirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com