Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Ada Aksi Besar di Filipina, Duterte Ancam Darurat Militer

Kompas.com - 15/09/2017, 15:50 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte bakal mengumumkan status darurat militer secara nasional, jika rencana protes dari kubu komunis dan kelompok sayap kiri lain terhadap pemerintahannya berubah menjadi aksi kekerasan atau mengancam negara.

"Presiden mengatakan, 'jika kubu sayap kiri yang akan melakukan demonstrasi besar-besaran, mulai pembakaran di jalanan, dan mengganggu negara, maka saya mungkin (mengumumkan darurat militer)'."

Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana kepada wartawan, Jumat (15/9/2017), mengutip percakapannya dengan Duterte minggu ini.

Baca: Perang Duterte Vs Trillanes, Hancurkan atau Dihancurkan...

"Menurut pendapat saya, perkiraan saya kemungkinan kejadian ini sangat jauh. Tapi Presiden memang sangat khawatir, karena mungkin bisa lepas kendali. Jadi dia berkata, 'saya mungkin akan mengumumkan darurat militer'."

Komentar tersebut memicu kekhawatiran dari para kritikus bahwa Duterte akan menyeret Filipina kembali ke era pemerintahan otoriter.

Hal itu telah dimulai ketika Duterte melancarkan perang mematikan terhadap penggunaan dan peredaran obat-obatan terlarang.

Kini, tiga dekade setelah revolusi "people power" yang menggulingkan diktator Ferdinand Marcos, kekhawatiran terulangnya era itu muncul kembali.

Baca: Remaja 17 Tahun Ditembak Terkait Narkoba, Picu Protes terhadap Duterte

Seperti diberitakan AFP, sebuah kelompok koalisi yang menamakan diri "Gerakan Melawan Tirani" telah mengumumkan rencana demonstrasi pada 21 September.

21 September merupakan ulang tahun ke 45, dari kebijakan kekuasaan militer yang diambil Marcos.

Demonstrasi yang akan diadakan di sebuah taman di Ibu Kota Manila itu, bakal menyuarakan perlawanan terhadap kebijakan Duterte soal perang terhadap obat-obatan, yang telah menyebabkan ribuan nyawa melayang.

Koalisi tersebut juga menyuarakan kemarahan atas dukungan Duterte terhadap Marcos, yang meninggal dalam pengasingannya di Amerika Serikat pada tahun 1989.

Demonstrasi tersebut akan mengangkat tema "Hentikan Pembunuhan! Jangan Pernah Kembali ke Tirani dan Kediktatoran!"

Gerakan Melawan Tirani ini menjangkau banyak kelompok, termasuk komunis, aktivis sayap kiri, uskup Katolik, dan kelompok hak asasi manusia.

 Baca: Duterte: Kritik Saja Aung San Suu Kyi, Jangan Kritik Saya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com