WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat, Kamis (14/9/2017) waktu setempat atau Jumat (16/9/2017) WIB, mendesak China dan Rusia agar mengambil tindakan tegas atas Korea Utara.
Menurut Washington, “tindakan langsung” oleh China dan Rusia harus dilakukan untuk melucuti Korut yang menembakkan kembali rudal balistiknya ke Pasifik melewati udara Jepang, Jumat pagi.
"China memasok sebagian besar minyaknya ke Korut. Rusia adalah perusahaan pekerja paksa terbesar di Korut," kata Sekretaris Negara, Rex Tillerson, dalam pernyataan di Washington DC, seperti dilaporkan kantor berita AFP.
"China dan Rusia harus menunjukkan intoleransi mereka terhadap peluncuran rudal yang sembrono itu dengan melakukan tindakan-tindakan langsung oleh mereka sendiri."
Baca: Korut Tembakkan Lagi Rudal Lewati Jepang dan Jatuh di Pasifik
Korea Utara (Korut) kembali menembakkan rudal ke arah timur melewati udara Hokkaido, Jepang utara dan jatuh di Samudera Pasifik, Jumat (15/9/2017) pagi.
Penembakan rudal yang belum diketahui jenisnya itu jelas merupakan provokasi terbaru di tengah ketetangan tinggi mengenai program senjata yang dilarang itu, demikian laporan AFP.
Peluncuran rudal terbaru Korut dilakukan dari dekat Pyongyang dan terjadi setelah Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk memberikan sanksi kedelapan ke Korut atas program rudal balistik dan program senjata nuklirnya.
Sanksi DK PBB itu sebagai balasan atas uji coba nuklir keenam pada awal September ini, yang menurut Pyongyang adalah bom hidrogen yang dapat dipasang pada rudal.
Baca: Korut Tembakkan Rudal Lewati Hokkaido, Warga Jepang Utara Panik
Tillerson menyebut tindakan penghukuman baru itu "landasan, bukan awang-awang, dari tindakan yang harus dilakukan. Kami menyerukan kepada semua negara untuk mengambil tindakan baru melawan rezim Kim" – demikian Tillerson menyebut rezim Korut yang dipimpin Kim Jong Un.
"Provokasi yang terus-menerus ini hanya akan menambah dalam isolasi diplomatik dan ekonomi ats Korut," ujar Tillerson lagi.
Presiden AS Donald Trump belum mengomentari peluncuran tersebut namun menurut Gedung Putih telah diberi masukan terkait perkembangan terbaru di Semenanjung Korea.
Namun, DK PBB telah membuat pertemuan darurat tertutup pada Kamis pukul 15.00 atau Jumat pagi WIB atas permintaan AS dan Jepang.
Baca: Rudal Korut Melintasi Jepang, Apa yang Bisa Dilakukan Dunia Luar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.