Berdasarkan hasil jajak pendapat, Duterte mendapat dukungan mayoritas di kedua majelis Kongres untuk langkahnya ini.
Diktator
Namun, iklim ketakutan juga muncul. Para kritikus memperingatkan Presiden yang bertekad membungkam pembangkang, dan menyeret Filipina kembali ke era diktator yang terjadi di negeri itu selama tiga dekade.
Hingga akhirnya, sebuah revolusi "People Power" menggulingkan Presiden Ferdinand Marcos.
Duterte melakukan langkah antisipasi terhadap gerakan kelompok yang menentangnya.
Dia membungkam Hakim Agung di Mahkamah Agung, Komisi Hak Asasi Manusia, Gereja Katolik, dan media-media.
Duterte dan para pendukungnya melancarkan kampanye negatif yang mendeskriditkan para pihak yang menentang kebijakan pemerintah.
Senator Leila de Lima, yang merupakan salah satu kritikus paling vokal bersama Trillanes, bulan Februari dipenjara karena tuduhan perdagangan narkoba.
Baca: Turuti Perintah Duterte, Senator de Lima Akhirnya Serahkan Diri ke Polisi
Kelompok hak asasi manusia menggambarkan penahanan de Lima sebagai tahanan politik.
Pada akhir pekan, Duterte membuat Trillanes menjadi target utama barunya.
"Saya akan menghancurkannya atau dia akan menghancurkan saya," kata Duterte kepada wartawan.
Ini terjadi setelah Trillanes menyerang anak Duterte, Paolo, dengan mengajukan pertanyaan di Senat minggu lalu, tentang dugaan bahwa dia terlibat dalam perdagangan narkoba.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.