Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koordinator Arisan Kabur, 40 WNI di Sydney Risaukan Uang Rp 4,2 Miliar

Kompas.com - 14/09/2017, 07:17 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Sedikitnya 40 warga negara Indonesia yang tinggal di Sydney, New South Wales (NSW), Australia, mengkhawatirkan uang yang mereka ikutkan dalam arisan akan hilang.

Kekhawatiran itu terjadi setelah koordinator arisan tersebut menghilang sejak beberapa waktu terakhir.

Jumlah kerugian dari dokumen yang sudah dilihat oleh ABC Australia Plus diperkirakan sekurangnya  400.000 dollar Australia atau sekitar Rp 4,2 miliar.

Koordinator arisan ini, seorang wanita berinisial DP, kini sudah tidak diketahui keberadaannya.

Para korban memperkirakan DP berada di Indonesia karena diduga memiliki rumah atau sanak keluarga yang tinggal di Medan, Sumatera Utara.

Beberapa korban sudah melaporkan apa yang terjadi dengan mereka kepada kepolisian di NSW.

ABC sudah meminta keterangan dari kepolisian, namun sejauh ini belum mendapatkan keterangan resmi.

Namun, dalam korespondensi yang dilakukan korban dengan polisi disebutkan bahwa kasus ini sekarang ditangani oleh kantor polisi Fairfield di Sydney.

Baca: Bawa Kabur Uang Arisan "Online", Mama Laura Jadi Tersangka

Menurut keterangan, beberapa orang yang merasa menjadi korban telah meminta agar rekening DP di Australia dibekukan.

Sedangkan menurut polisi, bank tidak bersedia membekukan karena hal itu harus mendapat perintah dari pengadilan.

Hari Selasa (13/9/2017), wartawan ABC berbicara dengan dua orang korban yang mengatakan dana mereka masing-masing  20.000 dan 10.000 dollar sekarang tersangkut dalam arisan tersebut, dan mereka sangat mengkhawatirkan bahwa dana tersebut tidak akan bisa kembali.

Dari daftar uang yang sudah disetorkan untuk arisan, mereka yang mengalami kerugian saat ini bervariasi antara 1.000 sampai tertinggi 52.000 dollar.

Rumah tangga terancam

Seorang ibu rumah tangga yang menolak disebut identitas lengkapnya, dan hanya menyebut dirinya F, mengatakan, akibat kejadian ini dia sangat mengkhawatirkan masa depan keluarganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com