Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Terpopuler: Krisis Rohingya, Tiga Turis Diperkosa, dan Korut

Kompas.com - 12/09/2017, 06:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Di sini kami tampilkan kembali setidaknya tiga berita terpopuler, yang paling banyak disimak pembaca, sejak Senin (11/9/2017) hingga Selasa (12/9/2017) pagi.

Jika karena kesibukan Anda tidak sempat membacanya kemarin, kami menghadirkan kembali berita-berita itu untuk Anda.

Myanmar Tolak Gencatan Senjata Tawaran Gerilyawan Rohingya

Myanmar tampaknya menolak gencatan senjata yang tawarkan oleh gerilyawan Rohingya, yakni Tentara Pembebasan Rohingya Arakan ( ARSA).

Sikap itu disampaikan oleh Zaw Htay, juru bicara pemimpin de factoMyammar, Aung San Suu Kyi, seperti diberitakan BBC.

Melalui Twitter, Zaw Htay menegaskan, pemerintah tidak akan berunding dengan "teroris".

Penegasan juru bicara pemimpin Myanmar dikeluarkan setelah beberapa jam sebelumnya ARSA, yang mengaku bertindak atas nama warga Rohingya, mengumumkan gencatan senjata satu bulan.

Untuk apa ARSA mengusulkan gencatan senjata dan mengapa pula pemerintah menolaknya? Simak berita itu selengkapnya di sini.

Waspadai Berlibur ke Majorca, Sehari Tiga Turis Perempuan Diperkosa

Seorang perempuan asal Inggris berusia 21 tahun ini menjadi salah satu dari tiga turis yang diperkosa di hari yang sama di pulau wisata Majorca, Spanyol.

Turis Inggris itu diperkosa di pantai paling populer yakni pantai Magaluf. Kekerasan terhadap turis perempuan pulau wisata Italia itu meningkat, seperti dilaporkan Daily Mirror, Minggu (10/9/2017).

Seorang turis perempuan asal Inggris, yang menjadi korban pelecehan seksual ketika sedang berlibur ke di pantai Magaluf, merupakan perempuan ketiga yang diperkosa di Majorca dalam waktu sehari.

Bahkan, perkosaan terhadap perempuan Inggris itu berselang hanya 90 menit dari kasus perkosaan  sebelumnya, yang terjadi pada di hari yang sama, Jumat (8/9/2017).

Ingin membaca kisah selanjutnya, silahkan Anda mengklik tautannya di sini.

Demi "Rangkul" China dan Rusia, AS Melunak soal Sanksi untuk Korut

 Amerika Serikat mengajukan resolusi sanksi baru untuk Korea Utara kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kendati demikian, AS dikabarkan melunakkan sanksi yang diajukan DK PBB 24 jam sebelum pemungutan suara, sebagai bagian untuk merangkut dukungan dari China dan Rusia

Washington selama ini menjadi negara terdepan yang mendorong tekanan internasional untuk menghukum Korut, setelah melakukan uji coba bom hidrogen. 

Awalnya, AS mengusulkan pemberlakuan embargo minyak yang ketat, sekaligus membekukan aset pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Simak berita selanjutnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com