Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

409.000 Orang Teken Petisi "Cabut Hadiah Nobel Perdamaian" Suu Kyi

Kompas.com - 11/09/2017, 12:34 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Lebih dari 409.000 orang meneken petisi untuk menyerukan pencabutan Hadiah Nobel Perdamaian dari tangan Aung San Suu Kyi karena pemimpin de facto Myanmar itu gagal melindungi minoritas Rohingya.

Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD menerima hadiah paling bergensi itu pada 1991 karena mengecam antikekerasan dan menyerukan pemilu bebas dan demokratis di Myanmar.

Komite Nobel menyebut Suu Kyi layak mendapatkannya untuk perlawanan anti-kekerasannya memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia.

Namun, lebih dari 409.000 orang telah meneken petisi di Change.org yang menuntut Komite Nobel menarik hadiah bagi Suu Kyi, yang secara luas telah dikecam karena diam atas krisis Rohingya.

Baca: Aktivis Indonesia Ajukan Petisi untuk Cabut Nobel Milik Aung San Suu Kyi

"Sampai detik ini, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi sama sekali tak melakukan apapun untuk menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan ini di negaranya," bunyi petisi tersebut, seperti dilaporkan kantor berita Perancis, Aung San Suu Kyi.

Komite Nobel Norwegia mengatakan, mereka tidak akan membatalkan penghargaan tersebut, keculi pekerjaan yang menyebabkan hadiah tersebut dipermasalahkan.

Ada kemarahan yang meningkat pada laporan dan tuduhan pembantaian minoritas Muslim Rohingya oleh tentara Myanmar dan warga lokal, tanpa pandang bulu.

Ribuan rumah dan puluhan desa telah terbakar habis di negara bagian Rakhine, yang menyebabkan hampir 300.000 orang melarikan diri dalam waktu hanya dua minggu ini.

Pemantau mengatakan, mengatakan sampai 1.000 orang telah terbunuh.

Baca: Diam atas Krisis Rohingya, Apakah Hadiah Nobel Suu Kyi Akan Dicabut?

António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan, kekerasan tersebut memicu dugaaan tentang adanya pembersihan etnis.

Militer Myanmar, yang mengatakan telah melakukan operasi pembersihan setelah serangan gerilyawan Rohingya pada akhir Agustus, membantah tuduhan pembunuhan tanpa pandang bulu dan menyalahkan gerilyawan karena membunuh warga sipil.

Suu Kyi juga menyalahkan biang kekerasan adalah kaum "teroris" dan mengklaim bahwa kontroversi tersebut disebabkan oleh "gunung es yang sangat buruk dari kesalahan informasi".

PBB telah meminta bantuan untuk penanganan krisis kemanusiaan di kamp pengungsian Rohingya dan tempat penampungan sementara di Banglades selatan dimana ada ratusan ribu warga Rohingya ditampung setelah melarikan diri dari Myanmar.

Menurut PBB, aliran pengungsi yang trauma itu "tidak menunjukkan adanya tanda-tanda akan berhenti".

Badan bantuan PBB membutuhkan 77 juta dollar AS untuk mengatasi keadaan darurat.

Baca: Aung San Suu Kyi Tolak Tim Pencari Fakta PBB di Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com