Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Waspadai Ini: Usia Anak Bertukar Pesan Seksual Semakin Muda

Kompas.com - 08/09/2017, 22:20 WIB

BRISBANE, KOMPAS.com - Setiap harinya, Unit Investigasi Perlindungan Anak di Kepolisian Queensland, Australia menangani setidaknya satu kasus di mana anak dibawah umur terlibat dalam sexting.

Istilah sexting berarti tindakan mengirim, menerima, atau meneruskan pesan-pesan bermuatan seksual, termasuk dalam bentuk foto atau video melalui telepon genggam.

Detektif Sersan Angus Kerr dan timnya mendapat tanggung jawab untuk menangani kasus ini.

Ia mengatakan bahwa anak-anak yang terlibat dalam sexting semakin berusia muda, yang menurutnya, hal itu merupakan fenomena yang menyedikan.

"Rata-rata kita menangangi satu atau dua kasus, setiap harinya," kata Sersan Angus. "Kadang kita tidak mendapatkan sama sekali, tapi kemarin ada tiga kasus."

Angus menambahkan, "Tidak terlalu mengejutkan bagi saya, saya sudah melakukan tanggung jawab ini cukup lama, jadi tak lagi mengejutkan."

Biasanya, anak-anak mengumpulkan foto-foto sensual dari dirinya sendiri kemudian membuat folder pribadi.

Foto-foto ini diunggah ke aplikasi Snapchat, dengan sebutan “For Your Eyes Only”.

Baca: Mencegah Sexting dengan Mengontrol Privasi Anak

Kemudian mereka memberikan nama ‘masuk’ (login) dan ‘kata sandi’ (password) mereka kepada orang yang mereka sukai, sehingga orang tersebut bisa melihatnya.

Orang tersebut kemudian memberitahu tiga orang temannya, dan membagikan login dan password-nya, sehingga mereka semua bisa mengaksesnya.

Melanggar hukum

Di Australia, siapa saja yang berusia di bawah 16 tahun mengirimkan gambar seksual adalah pelanggaran hukum, bahkan jika anak itu sendiri menjadi korbannya.

"Jika seorang anak berusia 12 tahun mengambil foto telanjang dari mereka sendiri [dan] mengirimkannya ke orang lain, mereka telah melanggar melakukan perbuatan eksploitasi anak, memilikinya dan mendistribusikannya," kata Sersan Angus.

Jika kasusnya masuk ke pengadilan, anak itu bisa masuk daftar pelaku seks anak, jarang tapu tetap bisa terjadi, katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com