Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Putra dan Menantu Duterte Terlibat Jaringan Narkoba?

Kompas.com - 08/09/2017, 21:37 WIB
Ericssen

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Di tengah perang brutal terhadap peredaran narkoba yang dilancarkan Presiden Rodrigo Duterte, rakyat Filipina dikejutkan oleh rumor bahwa Paolo Duterte, putra sang presiden, terlibat jaringan narkoba.

Pada Jumat (8/9/2017), BBC melaporkan, Paolo ketika memberi testimoni di depan Senat Filipina membantah keterlibatannya.

Putra tertua Duterte itu menegaskan, tidaklah benar kabar burung yang beredar bahwa dia ikut memfasilitasi peredaran narkoba dari China menuju Filipina.

Adapun Paolo yang juga merupakan Wakil Wali Kota Davao, kampung halaman keluarga Duterte, dituduh bersama dengan adik iparnya, Manases Carpio, menjadi aktor intelektual yang membantu masuknya narkoba jenis metamfetamin bernilai 125 juta dollar AS.

Manases adalah suami dari Sara Duterte, putri Duterte yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Davao. Manases juga membantah dia terlibat.

Baca: Duterte Ancam Penggal Para Penentang Perang Melawan Narkoba

Sara menggantikan ayahnya pada tahun 2016 setelah sang ayah terpilih menjadi presiden.

Tuduhan mengejutkan itu diberitakan dilontarkan oleh staf di kantor bea cukai yang mengatakan mendengar keterlibatan nama Paolo dan Manases.

Staf yang bersangkutan telah menarik ucapannya.

Senator dari partai oposisi memberitahu panel senat bahwa Paolo memiliki tato di belakang punggungnya yang merupakan indikasi dia adalah anggota jarinagn narkoba.

Tuduhan ini dibantah mentah-mentah oleh Paolo yang menyebutnya tidak masuk akal.

Presiden Duterte sendiri telah berjanji akan mengundurkan diri jika ada anggota keluarganya yang terlibat jaringan narkoba.

Perang terhadap narkoba yang dipimpin langsung oleh Duterte telah membelah banyak pihak.

Baca: Belum Bunuh Semua Pengedar, Duterte Perpanjang Perang Melawan Narkoba

Aktivis hak asasi manusia mengecam Duterte yang dinilai terlalu brutal, sewenang-wenang, dan melanggar hak-hak dasar individu yang ditangkap maupun tewas ditembak.

Sementara, pendukung Duterte menilai perang brutal ini memang tidak dapat dihindari lagi mengingat kronisnya penggunaan narkoba di Filipina.

Duterte masih menikmati popularitas sangat tinggi 15 bulan setelah dilantik sebagai Presiden. Popularitas Duterte menyentuh 64 persen di survei terakhir yang digelar pada Agustus lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com