Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah-Kisah Horor dari Rohingya, "Ya Allah.... Ya Allah...”

Kompas.com - 08/09/2017, 18:19 WIB

Baca: Mencari Solusi Rohingya

Seorang perempuan paruh baya, yang berpakaian hitam, menatap cakrawala dengan cemas, dengan tangan melindungi matanya.

Rohima Khatun sedang menunggu adiknya. Hampir dua pekan sebelumnya, desa mereka di distrik Maungdaw Myanmar diserang.

Mereka dengan terburu-buru lari menyelamatkan diri, lalu terpisah. Dia berhasil menyeberang ke Banglades, dan datang ke tepi pantai setiap hari, berharap saudaranya Nabi Hasan ada di antara ratusan orang yang datang melalui laut.

Saat kapal keempat mencapai pantai, dia menjerit dan mulai berlari. Seorang pemuda terpincang-pincang di seberang pantai dan keduanya kemudian berangkulan, dengan tersedu-sedu.

"Ya Allah, ya Allah," gumamnya terus-menerus, bergerak ke depan dan ke belakang.

"Saya tidak menyangka akan melihat kamu lagi," kata Nabi Hasan sambil menyeka air mata kakak perempuannya.

"Desa kami diserang oleh militer," kata mereka, "juga oleh Mogs," katanya merujuk pada komunitas etnis Buddhis yang tinggal di Rakhine.

"Kami berdua adalah satu-satunya di antara 10 anggota keluarga kami yang selamat," kata mereka.

Saya menghampiri orang-orang lain di sekitar kelompok itu dan mendapatkan berbagai kesaksian serupa.

Baca: Suu Kyi: Simpati terhadap Rohingya Lahir dari Kampanye “Hoax

Dil Bahar, prempuan berusia enam puluhan, terisak tak terkendali. Suaminya, Zakir Mamun, pria ringkih berjenggot tipis, berdiri di belakangnya.

Seorang anak laki-laki remaja bersama mereka, lengannya terbungkus balut buatan sendiri.

Wajahnya menyeringai kesakitan.

"Dia cucuku, Mahbub," kata Dil Bahar. "Dia ditembak pada lengannya." "Ini pembantaian," bisik Zakir Mamun, menatap kami.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com