Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkel Akhiri Proses Masuknya Turki ke Uni Eropa, Ankara Bereaksi

Kompas.com - 05/09/2017, 12:03 WIB
Ericssen

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Turki langsung bereaksi terhadap pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berencana menyudahi pembicaraan negosiasi keanggotaan Turki di Uni Eropa (EU).

“Ini merupakan serangan terhadap nilai-nilai Uni Eropa,” kecam Omer Celik, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Turki.

Celik mengkritik Merkel dan politisi Jerman lainnya yang dinilai telah menggunakan retorik populis dan kata-kata yang ceroboh hanya untuk memenangi pemilihan umum,  24 September.

“Mereka selalu memerintah institusi-institusi Uni Eropa. Jerman selalu berpikir bahwa EU adalah Jerman Serikat,” sindir Celik seperti dilaporkan AFP, Senin (5/9/2017).

Baca: Ubah Sikap, Merkel Akhiri Proses Masuknya Turki ke Uni Eropa

Celik juga mengomentari Merkel yang dinilai mengucapkan hal itu hanya demi memenangi hati rakyat Jerman.

Jurubicara Presiden Recep Tayyip Erdogan juga ikut berkomentar pedas.

“Menyerang Turki dan mengabaikan persoalan mendasar di Jerman dan Eropa menunjukkan bagaimana Jerman tidak memiliki visi ke depan.”

Demikian bunyi kicauan Ibrahim Kalin di akun Twitter-nya.

Merkel mengejutkan rakyat Jerman setelah menyatakan akan mengahiri pembicaraan keanggotaan Turki di EU.

“Saya tidak melihat Turki akan bergabung dan saya percaya itu tidak akan pernah terjadi,” ucap Merkel dalam acara debat pemilihan umum Jerman, Minggu (4/9/2017).

Pernyataan Merkel mengakhiri posisinya yang selama ini masih cenderung suportif mendukung Turki untuk bergabung dengan EU.

Krisis hubungan kedua negara dimulai sejak tahun lalu ketika Merkel mengkritik tindakan represif rezim Erdogan, setelah kudeta militer yang gagal menumbangkannya di Juli 2016.

Erdogan balik menuduh Jerman melindungi para aktor intelektual kudeta. Dia mendesak agar Berlin mengesktradisi “musuh negara” itu kembali ke Ankara.

Erdogan memperparah ketegangan hubungan setelah menyerukan agar rakyat Jerman tidak memilih Merkel di pemilu yang akan digelar 24 September.

Krisis ini telah meemcahbelah warga Turki di Jerman yang merupakan diaspora terbesar di negeri itu.

Turki telah mencoba menjadi anggota EU selama 30 tahun silam.

Namun, ambisi itu selalu terjegal oleh banyak hal, mulai dari kekhawatiran EU akan populasi Turki yang besar dengan mayoritas memeluk agama Islam, hingga masalah HAM dan pengungsi.

Baca: Cerita Jokowi Dipameri Keris oleh Erdogan dan Putin...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com