Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikki Haley: Korut "Mengemis" untuk Terjadi Perang

Kompas.com - 05/09/2017, 07:49 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

NEW YORK, KOMPAS.com - Amerika Serikat menuding Korea Utara mengemis untuk perang, karena memancing tindakan terkeras terhadap Pyongyang, menyusul uji coba nuklir yang mereka lakukan. 

Duta Besar AS di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Nikki Haley mengutarakan itu dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Senin (5/9/2017). 

Dia menyebutkan, Washington akan memberikan sebuah keputusan tentang sanksi baru untuk dinegosiasikan dalam beberapa hari mendatang, dan dilakukan pemungutan suara pada Senin depan.

Baca: Trump Ancam Putuskan Hubungan dengan Mitra Dagang Korut

"Hanya sanksi terkeras yang akan memungkinkan kita menyelesaikan masalah ini melalui diplomasi."

Demikian dikatakan Haley dalam pertemuan darurat yang awalnya diminta oleh AS, Inggris, Perancis, Jepang dan Korea Selatan.

Diberitakan AFP, Korut kembali memicu ketegangan global setelah meledakkan apa yang digambarkannya sebagai bom hidrogen. Bom itu dirancang untuk disematkan pada peluru kendali jarak jauh.

Baca: Korut Umumkan Kesuksesan Uji Coba Bom Hidrogen Berdaya 100 Kiloton

Ledakan di bawah tanah itu disebut memiliki hasil antara 50-100 kiloton, atau lima kali lebih kuat daripada bom yang diledakkan di Hiroshima.

Demikian dikatakan Kepala Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman mengatakan kepada DK PBB.

"Perang tidak pernah menjadi sesuatu yang diinginkan Amerika Serikat. Kami tidak menginginkannya, tapi kesabaran negara juga tidak tak terbatas," kata Haley.

"Korea Utara pada dasarnya telah menampar semua orang di hadapan masyarakat internasional."

Haley tidak menjelaskan langkah-langkah apa yang Washington cari, namun para diplomat mengatakan, mereka dapat menargetkan pasokan minyak ke Korea Utara -yang berpotensi menimbulkan pukulan besar bagi perekonomian di sana.

Sanksi baru juga bisa berupaya mengekang pariwisata ke Korea Utara, dan melarang buruh Korea Utara dikirim ke luar negeri.

Draft teks tersebut diperkirakan akan dipresentasikan kepada 14 anggota DK PBB lainnya pada hari Selasa.

Baca: 70 Tahun Sejarah Panas AS-Korut, dan Kini Berlanjut...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com