BBC pun dibombardir dengan berbagai foto yang menunjukkan kekejaman, yang diklaim memperlihatkan korban pembunuhan massal.
Namun, sebagian besar foto tersebut sulit diverifikasi. Sementara, sebagian lainnya jelas-jelas adalah foto yang salah.
Ada satu foto yang dikirimkan kepada BBC, yang dikatakan memperlihatkan orang-orang milisi Rohingya berlatih dengan senjata, ternyata adalah foto dari relawan Banglades yang berjuang untuk kemerdekaan pada 1971.
Awal tahun ini, ketika tim dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB melakukan penelitian terhadap dugaan pelanggaran hak asasi di negara bagian Rakhine, mereka menolak menggunakan foto atau video yang tidak mereka ambil sendiri.
Hal itu terjadi karena sulitnya menilai keaslian materi tersebut.
Laporan mereka merinci secara detail metodologi mereka dalam melakukan verifikasi.
Namun temuan Komisi HAM PBB, akan adanya "kekejaman luar biasa" terhadap komunitas Rohingya, dan aksi yang menurut mereka bisa terolong kejahatan kemanusiaan, ditolak oleh Pemerintah Myanmar.
Selanjutnya, Pemerintah Myanmar pun menolak mengeluarkan visa bagi misi pencari fakta ke negara bagian Rakhine.
Informasi yang telah dikumpulkan BBC, yang berasal dari berbagai sumber berbeda dalam situasi terbaru di negara bagian Rakhine, memperlihatkan sebuah gambaran tentang konflik serius dengan korban jiwa yang besar.
Diduga kuat ada kekejaman yang dilakukan oleh kedua belah pihak, namun situasinya tampak lebih buruk bagi etnis Rohingya, yang kini diserang oleh tentara dan warga sipil bersenjata.
Kendati demikian, untuk mendapatkan gambaran akurat akan apa yang terjadi membutuhkan waktu lama. Mengingat, minimnya akses yang diberikan bagi pengamat netral ke area tersebut.
Di sisi lain, disinformasi di media sosial akan menyulitkan sikap kedua belah pihak, dan malah bisa memperparah konflik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.