Tak hanya Ismail dan Marium, 6.000 warga Rohingya diperkirakan melarikan diri dari ancaman kekerasan di Myanmar dan terdampar di dekat Bangldes, demikian pernyataan resmi pejabat senior Banglades, Selasa (29/8/2017).
Baca: Etnis Rohingya: Tak Berstatus, Ditindas, dan Mengungsi
Sementara petugas memperkirakan, jumlah warga Rohignya yang berusaha memasuki perbatasan Banglades bisa bertambah hingga 10.000 orang, kemungkinan mereka masih bersembunyi di perbukitan dan hutan.
Banglades menolak Rohingya
Sejak Jumat (25/8/2017), Banglades menolak ribuan warga sipil dari kelompok minoritas Muslim Rohingya yang ingin memasuki negara mereka, pascabentrokan yang kembali merebak di antara tentara Myanmar dengan pasukan militan Rohingya di daerah dekat Rakhine.
Petugas PBB yang menangani pengungsi mengungkapkan, dalam tiga hari saja sekitar 3.000 orang berusaha mengungsi ke Banglades.
Namun, sebagian besar pengungsi Rohingya itu diberhentikan di perbatasan meskipun bentrokan masih terjadi di desa-desa terdekat.
"Kemarin malam kami mendengar suara tembakan senjata otomatis yang berlangsung berkali-kali, lalu kami melihat asap mengepul dari desa-desa yang terbakar di seberang perbatasan sana," ujar seorang petugas senior.
Baca: Pengungsi Rohingya Tinggal Berjejalan di Kamp Banglades
Banglades saat ini menampung lebih dari 400.000 warga Rohingya di tempat pengungsian. Banyaknya pengungsi inilah yang mendorong pemerintah Banglades menginstruksikan seluruh penjaga perbatasan melakukan segala cara untuk mencegah gelombang pengungsi yang baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.