Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Duterte Bicara soal "Emas Batangan" Milik Keluarga Marcos

Kompas.com - 29/08/2017, 18:38 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, para ahli waris mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos ingin menyerahkan bagian dari kekayaan keluarga yang disengketakan, termasuk beberapa batang emas.

Marcos dan istrinya Imelda dituduh menjarah dana sebesar 10 miliar dollar Amerika Serikat dari kas negara, dalam rentang 20 tahun berkuasa.

Pemberontakan "people power" tak berdarah pada tahun 1986 berhasil mengusir keluarga tersebut ke dalam pembuangan di AS.

Pemerintah Filipina bulan lalu mengumumkan, bahwa Duterte yang adalah sekutu Marcos, dapat mengampuni sebuah badan pemerintah yang telah menemukan sekitar 3,4 miliar dollar AS dari Marcos dan keluarganya.

Baca: Terkait Kasus Narkoba, Polisi Duterte Bunuh 21 Orang dalam Satu Malam

"Mereka (keluarga Marcos) mengatakan kepada saya bahwa mereka akan membuka segalanya, dan mungkin mengembalikan apa yang ditemukan," kata Duterte.

Namun, Duterte tidak menyebutkan nama anggota keluarga Marcos yang telah mendekati dia. Demikian pula dengan jumlah yang ditawarkan atau persyaratan yang menyertainya.

Hanya disebutkan, anggota keluarga tersebut telah memberi tahu Duterte bahwa mereka siap untuk membuka dan membawa kembali barang-barang itu.

"Termasuk beberapa batang emas," kata Presiden Filipina.

Tak jelas berapa banyak emas yang akan dikembalikan. Duterte hanya menyebut bahwa emas itu pasti tak sebanding dengan yang ada "Fort Knox".

Fort Knox adalah sebuah pangkalan militer milik AS yang terletak di wilayah Kentucky, di selatan Kota Louisville.

Tempat itu menjadi salah satu wilayah untuk menyimpan cadangan emas AS. Konon, separuh cadangan emas AS tersimpan di sana.

Baca: Filipina Temukan Kekayaan Mendiang Ferdinand Marcos di Swiss

Duterte mengaku akan menerima tawaran kelurga Marcos. Selanjutnya, dia ingin menunjuk pensiunan hakim Mahkamah Agung untuk melakukan negosiasi dengan keluarga, atas nama pemerintah.

Pengumuman Duterte ini menjadi perkembangan terakhir dalam rehabilitasi politik untuk Marcos.

Meskipun Marcos meninggal dunia di pengasingan di Hawaii pada tahun 1989, keluarganya telah membuat langkah kembali ke dunia politik Filipina.

Imelda Marcos kembali, dan juga anak-anak mereka terpilih dalam jabatan-jabatan di pemerintahan.  

Tidak ada anggota keluarga Marcos yang dipenjara, meski pemerintah harus menempuh jalur hukum demi mengambalikan harta kekayaan milik pemerintah yang telah dijarah keluarga itu.

Duterte secara terbuka mendukung keluarga Marcos, termasuk kepada anak Marcos, Ferdinand Jnr, yang gagal untuk menjadi wakil presiden, tahun lalu.

Pada bulan November tahun lalu, Duterte mengejutkan bangsa itu dengan mengizinkan jasad Marcos dipindahkan untuk dikubur di taman makam pahlawan di Manila.

Baca: Upacara Sembunyi-sembunyi Warnai Pemakaman Marcos sebagai Pahlawan

Hal itu tetap dilakukan kendati ada kecaman yang meluas dari banyak pihak. Umumnya mereka mengangkat  isu pelanggaran dan korupsi yang dilakukan Marcos. 

Janda Marcos membantah tuduhan bahwa harta kekayaan keluarga itu didapatkan dari hasil penjarahan.

Dia berulangkali mengatakan bahwa mendiang Marcos mendapatkan harta karun Tomoyuki Yamashita, Jenderal Jepang di masa Perang Dunia II, yang dijarah dari seluruh kawasan Asia Tenggara.  

"Saya akan mendengarkan penjelasan yang disampaikan, apakah hal itu benar atau tidak, itu tidak akan menjadi masalah," ungkap Duterte, Selasa (29/8/2017).

"Yang paling penting adalah, apakah hal ini akan menjadi sesuatu yang sungguh berarti bagi bangsa Filipina," ujar Duterte seperti diberitakan AFP.  

Baca: MA Filipina Izinkan Jasad Ferdinand Marcos Dikuburkan di Taman Makam Pahlawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com