Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 25.000 Warga Sipil Masih Terperangkap di Raqqa

Kompas.com - 26/08/2017, 07:04 WIB

RAQQA, KOMPAS.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak pasukan koalisi asing pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan sementara serangan ke Raqqa, ibu kota “kekhalifahan” Islam versi kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Penghentian serangan sementara itu untuk untuk memungkinan evakuasi terhadap sekitar 25.000 warga sipil yang terjebak di dalam kota di Suriah utara itu.

Pekan lalu, kota itu dihantam 250 serangan udara, Kelompok pegiat hak asasi, Amnesty International, memperkirakan, ratusan warga sipil tewas sejak serangan koalisi dimulai Juni 2017.

ISIS dituduh oleh PBB dan badan-badan amal lainnya sengaja menggunakan penduduk sipil sebagai tameng manusia (human shield).

Jumlah korban jiwa sipil yang disebabkan serangan udara tampaknya meningkat terus-menerus dengan puluhan tewas dalam waktu sepekan terakhir, menurut sumber kelompok oposisi Suriah.

Baca: AS Serang Ibu Kota "Kekhalifahan" ISIS, 27 Warga Sipil Tewas

Namun, Komandan Koalisi AS, Letnan Jenderal Stephen Townsen mengatakan dia tidak mendapat informasi yang terbukti bahwa jumlah korban sipil meningkat dengan pesat di Raqqa.

Selain serangan udara koalisi, kelompok oposisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) juga melancarkan serangan meriam ke kota itu dan mereka diyakini sudah menguasi lebih dari setengah wilayah.

Terburuk di dunia

"Saya tidak membayangka tempat yang lebih buruk di dunia saat ini," kata Jan Egeland, penasehat kemanusiaan PBB untuk Suriah di Geneva, Swiss.

"Kini saatnya untuk memikirkan kemungkinan berhenti sebentar atau yang lainnya yang mungkin bisa memfasilitasi penyelamatan warga sipil."

Setiap penghentian sementara untuk kepentingan kemanusiaan, tambah Egeland, tidak akan melibatkan ISIS, yang akan melakukan “yang terbaik untuk menggunakan (warga sipil) sebagai tameng kemanusiaan”.

Baca: Keseharian Raqqa, Ibu Kota ISIS, Siapa Pun Bisa Mati Setiap Saat

Dia juga mengatkan, PBB tidak memiliki kontak dengan kelompok itu.

"Di dalam Raqqa, di kedua pihak, kondisinya amat suram dan sangat sulit untuk membantu di semua wilayah," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com