Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas akibat Kontak Senjata di Myanmar Jadi 71 Orang

Kompas.com - 25/08/2017, 18:40 WIB

MAUNGDAW, KOMPAS.com – Telah terjadi kekerasan paling mematikan akibat baku tembak antara aparat negara dan militan Rohingya di Rakhine, Myanmar utara, Jumat (25/8/2017).

Korban tewas berjatuhan. Jika laporan awal menyebutkan 32 orang tewas, dalam perkembangan terbaru, tercatat sedikitnya 71 orang tewas termasuk 12 tentara Myanmar.

Menurut kantor berita Perancis, AFP, kekerasan berawal dari serangan oleh ratusan gerilyawan Rohingya. Mereka mengepung pos-pos perbatasan di Rakhine dan membunuh 12 tentara.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan,  kontak senjata tidak terhindarkan. Kekerasan dalam satu hari dengan korban paling tinggi, baru terjadi dalam insiden kontak senjata  pada Jumat ini.

Pertempuran kali ini terjadi di sekitar kota Rathedaung, di mana telah terjadi peningkatan jumlah pasukan Myanmar dalam beberapa pekan ini.

Baca: Gerilyawan Rohingya Serang Pos Polisi Myanmar, 32 Orang Tewas

Sekitar 20 pos polisi diserang pada Jumat dini hari oleh sekitar 150 gerilyawan.

Beberapa penyerang membawa senjata api dan menggunakan bahan peledak buatan sendiri, kata militer Myanmar.

"Personil militer dan polisi saling mendukung untuk melawan teroris Bengali yang ekstremis," kata Panglima Tertinggi Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, dalam sebuah pernyataannya di Facebook.

Kantor pemimpin de facto Aung San Suu Kyi mengatakan 12 petugas keamanan dan 59 militan “teroris Bengali” tewas dalam pertempuran tersebur.

Myanmar menyebut kelompok minoritas Muslim Rohingya sebagai orang-orang Bengali. Mereka tidak diakui sebagai warga negara yang sah dan dianggap sebagai imigran ilegal.

Seorang warga di Maungdaw, kota utama di Rakhine utara, mengatakan, tembakan terdengar sepanjang Kamis malam hingga Jumat pagi.

Baca: Myanmar Bunuh Tiga Terduga Militan Rohingya di Rakhine

"Kami masih mendengar suara tembakan sekarang, kami tidak berani keluar dari rumah kami," kata penduduk itu melalui telepon, meminta tidak disebutkan namanya, pada Jumat siang.

Sebuah kelompok militan yang sebelumnya tidak dikenal, tiba-tiba menyerang pos polisi pada Oktober 2016 sehingga sembilan polisi tewas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com