Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pelaut Indonesia yang Bekerja di Suriname

Kompas.com - 24/08/2017, 15:55 WIB

PARAMARIBO, KOMPAS.com - Tak banyak yang mengetahui, ternyata jumlah warga Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Suriname lumayan banyak yaitu mencapai 400 orang.

Ratusan ABK ini kebanyakan bekerja untuk perusahaan perikanan Taiwan, China, dan beberapa perusahaan lokal Suriname.

Beberapa waktu lalu staf KBRI Paramaribo sempat mengunjungi barak tempat para ABK Indonesia ini tinggal di Suriname.

Pertemuan dengan saudara sebangsa ini kemudian berkembang menjadi arena ngobrol yang mengasyikkan terutama soal pengalaman bekerja di laut.

Baca: Ketika Nasi Liwet di Atas Daun Pisang Tersaji di Suriname

Baitul dan Harly, dua ABK asal Indonesia mengisahkan, kemampuan para pelaut Indonesia tak kalah dibanding pelaut dari negara-negara lain.

Bahkan, kata mereka, para ABK Indonesia kerap diminta mengajari ABK dari negara lain yang bekerja di bagian pengolahan atau penangkapan ikan.

Edy, salah seorang kapten kapal asal Indonesia, menceritakan kejengkelan mereka jika para ABK dari negara lain melakukan kesalahan-kesalahan kecil saat mereka melaut.

"Pegang alat untuk buka mur saja sering salah. Kalau adalah masalah mesin di laut, saya kerap  harus turun tangan sendiri," kata Edy.

Sang juru mesin, kenang Edy, seringkali dengan cepat menyerah saat menghadapi masalah dan mengusulkan untuk kembali ke darat.

Sayangnya, keterampilan dan loyalitas ABK asal Indonesia meski diakui, belum dihargai sepadan.

Sebab, rata-rata ABK asal Indonesia, kecuali kapten dan juru mesin, hanya mendapatkan gaji kurang dari 500 dolar AS atau hanya sekitar Rp 6,6 juta sebulan.

Kondisi itu diperparah dengan fakta bahwa sebagian besar ABK asal Indoneia tak memiliki sertifikat keahlian dan kurang kemampuan menggunakan bahasa internasional.

Edy bisa menjadi kapten karena memiliki sertifikat ahli mesin dan fasih berbahasa Mandarin. Sehingga saat ini Edy adalah satu dari sedikit ABK asal Indonesia yang menjadi kapten kapal.

Baca: Rombongan Warga Suriname Berwisata sambil Mengenang Jejak Leluhur di Indonesia

Obrolan semakin hangat saat tema pembicaraan menyerempet soal kebijakan terkait kapal cantrang.

Tak dinyana sebagian besar pelaut Indonesia mendukung kebijakan Menteri KKP Susi Pudjiastuti karena dianggap berpihak kepada nelayan kecil.

Pengetahuan mereka soal kebijakan perikanan Indonesia menjadi bukti bahwa para pelaut ini tetap tak bisa meninggalkan negeri kelahiran mereka meski lama merantau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com