Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Roket Jatuh di Distrik Diplomatik Kabul

Kompas.com - 22/08/2017, 05:15 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Sebuah roket ditembakkan ke dekat kawasan diplomatik yang dijaga ketat di Ibu Kota Afganistan, Kabul, Senin malam (21/8/2017).

Menurut otoritas kepolisian di kota itu, roket tersebut jatuh beberapa jam sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan strategi baru AS dalam konflik panjang di negara itu. 

Baca: Trump Umumkan Strategi Baru AS di Afganistan

Peristiwa ini pun menjadi insidenterbaru dalam serangkaian serangan di kota tersebut, dalam rentang kurang dari tiga bulan terakhir.

Kejadian terbesar adalah ketika sebuah bom truk mengoyak area yang sama, hingga menewaskan sekitar 150 orang dan melukai sekitar 400 orang, yang kebanyakan warga sipil.

Sebuah sirene yang digunakan oleh Kedutaan AS untuk memperingatkan datangnya roket ke daerah tersebut berbunyi.

Baca: Ledakan Bom dan Rentetan Tembakan Hantam Kedubes Irak di Kabul

Di kawasan itu, sebagian besar kedutaan besar dan juga markas operasi NATO di Afganistan berada.

Suara sirene dari Kedubes AS terdengar nyaring, termasuk oleh wartawan AFP yang berada di kawasan tersebut. 

"Sebuah roket telah mendarat di lapangan sepak bola di Wazir Akbar Khan," kata seorang perwira polisi kepada AFP.

Dia mengatakan, tidak ada laporan tentang korban jiwa.

Roket tersebut meluncur setelah pemberontak Taliban pekan lalu memperingatkan Trump untuk tidak mengirim lebih banyak tentara ke negara yang sudah lelah dengan perang.

Taliban, yang memerintah Afganistan dari tahun 1996-2001, juga mengecam Pemerintah Afganistan dalam sebuah surat terbuka.

Baca:Bom Truk di Kabul Bunuh 150an Orang, Terbesar dalam 16 Tahun

Taliban pun memperingatkan AS bahwa mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan kelompok tersebut.

Gerilyawan Taliban saat ini berada di puncak musim pertarungan musim panas, dan telah meluncurkan beberapa serangan mematikan di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir.

Sejak pasukan NATO mengakhiri misi tempur selama lebih dari satu dekade di Afganistan pada akhir 2014, pasukan Afganistan dan polisi telah berjuang untuk mengalahkan Taliban yang berupaya bangkit kembali.

Di sisi lain, mereka pun harus berhadapan dengan ancaman yang semakin besar dari gerombolan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Jenderal John Nicholson, Komandan tertinggi AS di Afganistan, telah meminta ribuan sepatu ekstra di lapangan untuk membantu memerangi militan.

Pasukan AS di Afganistan sekarang berjumlah sekitar 8.400 orang, jauh di bawah kehadiran mereka yang lebih dari 100.000 enam tahun lalu.

Mereka terutama bekerja sebagai pelatih dan penasihat pasukan Afganistan.

Selain itu masih ada 5.000 personel dari NATO.

Trump memiliki beberapa pilihan, termasuk yang tersisa adalah mengandalkan pasukan NATO pimpinan AS yang sudah jauh berkurang, untuk membantu Afganistan mengatasi Taliban.

Atau, Trump bisa mencoba pendekatan baru, seperti mengirim lebih banyak tentara ke wilayah itu.

Roket yang jatuh kali ini  merupakan serangan terakhir di ibu kota.

Pada tanggal 3 Juni, tujuh orang tewas setelah pelaku bom bunuh diri menyerang pemakaman seorang pendemo yang tewas sehari sebelumnya dalam sebuah demonstrasi menentang ketidakamanan di Kabul.

Pada tanggal 3 Mei, sebuah ledakan kuat yang menargetkan konvoi pasukan asing di dekat Kedutaan Besar AS dan NATO menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 28 orang pada jam sibuk pagi hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com