New York, Kompas.com – Mengalami dua gerhana matahari yang langka dalam dua tahun berturut-turut di dua kota yang berbeda membuat saya bisa membandingkan.
Terhadap fenomena alam, warga di Jakarta maupun New York sama-sama antusiasnya, sama-sama noraknya, dan sama-sama kagumnya.
Masih hangat di ingatan kita tentang bagaimana kita semua bergairah luar biasa menyongsong gerhana matahari total yang dapat dilihat di sejumlah kota di Indonesia, 9 Maret 2016.
Semua warga berbondong-bondong keluar ruangan dan mencari tempat lapang untuk bisa menyaksikan fenomena alam langka ini di pagi hari.
Dengan kaca mata khusus baik yang dibeli maupun yang dimodifikasi dari kacamata las, warga menatap ke langit saat matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus.
(Baca Juga: Fenomena Aneh yang Terjadi Saat Gerhana Matahari Total 2016 Kini Terungkap)
Dengan beragam kamera dan juga kamera di telepon selular, warga mengabadikan momen itu sambil berdecak kagum melihat fenomena alam yang jarang terjadi.
Di New York, Amerika Serikat, gerhana matahari terjadi Senin (21/8/2017) mulai sekitar pukul 14.45.
Antusiasme jutaan warga AS yang dapat melihat langsung gerhana matahari sudah terasa sejak pagi hari.
Semua stasiun televisi membahas dan menyiarkan bagaimana fenomena ini di sejumlah tempat di AS. Sejumlah acara digelar di ruang-ruang terbuka.
Hal itu terjadi ketika pameran dagang NY NOW yang dihadiri ribuan orang mendadak sepi karena sebagian besar orang yang ada di pameran itu keluar ruangan.
(Baca Juga: Ini Delapan Desainer Indonesia Pilihan Bekraf di NY NOW 2017)
Dengan kacamata khusus yang dibagikan cuma-cuma dalam jumlah terbatas, mereka bergantian menatap langit dan menyaksikan bagaimana gerhana matahari terjadi.
Fenomena alam seperti ini terakhir dilihat di Amerika pada 26 Februari 1979 atau 38 tahun lalu.
Sejumlah acara di pameran dagang NY NOW 2017 di Javits Center terhenti sejenak dan dipercepat ketika mendekati saat gerhana terjadi.
Seminar tentang masa depan handmade yang dimulai pukul 13.30, segera diakhiri pukul 14.30 karena dua pembicara antusias ingin menyaksikan gerhana matahari.