Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Lumpur di Freetown Dikhawatirkan Bisa Menewaskan 1.000 Orang

Kompas.com - 20/08/2017, 11:55 WIB

FREETOWN, KOMPAS.com – Bencana alam terburuk berupa tanah longsor dan banjir lumpur yang melanda Freetown, ibu kota Sierra Leone, pekan lalu, kini diperkirakan bisa menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Surat kabar Inggris, The Independent, Minggu (20/8/2017), melaporkan, korban tewas akibat banjir lumpur dan tanah longsor di kibu kota Sierra Leone itu bisa lebi dari 1.000 orang.

Lebih dari 450 korban sudah dikonfirmasi tewas sebagian tebing gunung di pinggiran kota Freetown itu longsor menyusul hujan teramat lebat dalam beberapa hari.

Namun, petugas darurat dan aparat pemerintah setempat menyakini, jumlah korban yang hilang bisa melebihi 600 orang, dan harapan untuk menemukan mereka pun sangat kecil.

Baca: Bencana Besar Terjadi di Freetown, Renggut Lebih dari 180 Nyawa

Banyak mayat telah rusak karena buruknya dampak tanah longsor dan banjir  lumpur yang bercampur dengan batu-batu gunung itu.

"Semua korban remuk karena terkena batu-batuan yang luruh dari gunung tersebut," kata Olivia Acland, seorang fotografer di Freetown.

"Longsor dan banjir lumpur meluluhlantakkan rumah-rumah penduduk, namun petugas masih bisa menemukan potongan-potongan tubuh para korban. Ada kepala, kaki, dan tangan. Itu memilukan,” katanya.

John James, juru bicara UNICES di Freetown, mengatakan, mayat-mayat masih ditemukan, beberapa mengambang di laut, yang lainnya hanyut ke pantai, dan ada yang berserakan di hutan rawa bakau.

Banjir lumpur terjadi setelah hujan lebat yang membuat sisi gunung di pinggiran kota Freetown, Sierra Leone, longsor. Material berupa tanah dan batu-batuan luruh dan hanyut menjadi banjir lumpur.Getty Images/BBC Banjir lumpur terjadi setelah hujan lebat yang membuat sisi gunung di pinggiran kota Freetown, Sierra Leone, longsor. Material berupa tanah dan batu-batuan luruh dan hanyut menjadi banjir lumpur.
"Masih ada begitu banyak orang yang hilang, dan dapat dikatakan bahwa banyak di antaranya yang diperkirakan tidak akan bisa ditemukan," kata James.

Dia mengatakan, dengan masih banyaknya korban hilang di bahwa lumpur, maka hal itu jelas akan menjadi ancaman sangat berbahaya bagi kesehatan.

Prioritas utama untuk pekerja bantuan sekarang ialah mencegah agar tidak sampai terjadi wabah kolera atau penyakit lainnya yang menjadi bawaan dari banjir lumpur yang bercampur dengan mayat manusia.

Baca: Banjir di Freetown Telah Menewaskan Lebih dari 300 Orang

Wabah kolera pernah melanda Sierra Leone pada 2012, ketika penyakit tersebut menjangkiti setidaknya 25.000 orang dan membunuh ratusan orang lainnya.

Infrastruktur air Freetown juga telah rusak akibat tanah longsor dan tentu saja hal itu berbahaya bagi kesehatan.

Penguburan massal sudah dimulai karena ketakutan akan wabah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com