Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Berkicau soal Teroris Dibunuh dengan Peluru “Darah Babi”

Kompas.com - 18/08/2017, 13:20 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menghidupkan lagi mitos yang tidak terbukti tentang seorang jenderal AS yang membunuh puluhan militan Muslim dengan menggunakan peluru yang telah dicelupkan ke darah babi.

Kicauan Presiden AS soal “peluru darah babi” itu muncul beberapa jam setelah seorang pengemudi menabrakkan mobil vannya ke kerumunan turis di Barcelona, Spanyol, sehingga 13 korban tewas dan lebih dari 100 orang lagi luka-luka.

"Pelajari apa yang dilakukan Jenderal Pershing...yang dilakukannya pada teroris yang tertangkap," kata Trump, merujuk pada sebuah kisah yang tidak terbukti kebenarannya.

Sejarawan dan pemeriksa fakta mengatakan bahwa sejarah itu tidak terbukti.

Baca: Donald Trump: Larang Semua Orang Muslim Masuk AS

Mitos yang beredar secara daring merujuk pada tindakan Jenderal John Pershing pada saat Perang AS di Filipina pada awal 1900-an.

Pershing disebut mengumpulkan 50 teroris dan memerintahkan anak buahnya menembak 49 orang menggunakan peluru yang dicelupkan ke darah babi.

Satu orang yang selamat diperintahkan kembali dan melaporkan apa yang terjadi pada teman-temannya.

Dalam kicauannya, Trump mengatakan, tindakan sang jenderal bisa mencegah aksi teror lanjutan. Kicauan itu muncul sesaat setelah serangan di area Las Ramblas, Barcelona.

Polisi mengatakan, ini jelas sebuah serangan teroris dan mereka menahan dua orang tapi belum menangkap si pengemudi mobil van tersebut.

Baca: Turki Ungkapkan Kecemasan terhadap Retorika Anti-Islam di Pilpres AS

Saat kampanye, Trump juga pernah menyampaikan kisah yang sama, tapi saat itu dia mengatakan tidak ada perlawanan dari kelompok militan Islam selama 25 tahun, bukan 35 tahun.

Sebagian orang mengatakan, ironis bahwa Trump menyampaikan kisah bohong di minggu yang sama saat dia menegaskan untuk menunggu munculnya fakta sebelum mengomentari soal pawai supremasi kulit putih di Charlottesville, negara bagian Virginia.

Trump tengah menghadapi kontroversi sejak Sabtu lalu, saat dia mengatakan "semua pihak" patut disalahkan atas kekerasan pada aksi demonstrasi kelompok sayap kanan di Charlottesville.

Heather Heyer tewas ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak kerumunan kelompok anti-fasisme di Charlottesville.

Anggota Partai Republik telah menyerang Trump atas komentarnya itu dan beberapa direktur mengundurkan diri dari dua dewan bisnis sehingga dewan tersebut dibubarkan.

Baca: Serangan Pesawat AS Tewaskan 7 Anggota Militan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com