Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Kasus Narkoba, Polisi Duterte Bunuh 21 Orang dalam Satu Malam

Kompas.com - 16/08/2017, 10:40 WIB

MANILA, KOMPAS.com – Perang pemerintah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, terhadap peredaran narkoba terus meningkat. Dalam semalam saja polisinya membunuh 21 orang terkait kasus narkoba.

Polisi melakukan penggerebekan di beberapa tempat di dekat Manila, ibu kota Filipina, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse, Selasa (15/8/2017).

Dalam operasi satu malam saja, antara Senin (14/8/2017) malam hingga Selasa dini hari, di pinggiran kota Manila, polisi membunuh 21 orang.  

Penggerebekan kali ini merupakan yang paling mematikan dalam operasi pemberantasan narkoba yang dicancangkan Presiden Duterte sejak ia yang menjabat pada pertengahan 2016.

Duterte menang telak dalam Pilpres 2016 setelah ia menjanjikan perang yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan peredaran narkoba, yang hingga saat ini telah menewaskan ribuan orang.

Baca: Terkait Perang Melawan Narkoba, Duterte Peringatkan Hakim Agung

Penggerebekan terbaru di dekat Manila itu menyebabkan korban tewas terbesar sejak petugas membunuh 16 orang, termasuk seorang walikota, dalam operasi di Filipina selatan pada 30 Juli 2017.

Catatan polisi dari Provinsi Bulacan, pusat industri kecil di Manila utara, mengatakan, mereka telah menggelar 26 operasi anti-narkoba di 12 kota, menyebabkan 21 "tokoh obat terlarang" tewas.

Selain jatuhnya korban jiwa, polisi juga menangkap 64 tersangka, menyiata 21 senjata api dan sekitar 100 gram metamfetamin, yang dikenal sebagai "sabu" menurut catatan polisi.

Menurut rincian insiden itu, 21 orang itu tewas dalam 16 operasi terpisah. Semua korban tewas itu memiliki senjata yang mengancam keselamatan polisi.

Bulacan adalah provinsi berpenduduk 3,3 juta jiwa. Di sana telah terjadi sejumlah penangkapan oleh polisi dan juga pembunuhan terhadap sejumlah pengedar narkoba.

Baca: Duterte Ancam Penggal Para Penentang Perang Melawan Narkoba

Duterte telah bersumpah untuk melindungi seluruh lapisan masyarakat dari ancaman narkoba. Ia juga bersumpah melindungi polisi yang membunuh para pengedar narkoba itu.

Menurut data yang dimiliki pemerintah Filipina, sejak Duterte menjabat  pada 30 Juni 2016 hingga 26 Juli 2017, seluruhnya 3.451 orang tewas dalam operasi polisi memberantas narkoba.

Lebih dari 2.000 orang tewas dalam kejahatan terkait narkoba dan ribuan lainnya dibunuh dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan secara hukum (ilegal).

Terlepas dari kecaman dan peringatan oleh kelompok pegiat HAM, di mana Duterte mendapat cap merah dalam kasus kejahatan terhadap kemanusiaan, namun dia tetap populer di Filipina.

Baca: Takut Ditembak Mati, 500.000 Pengedar dan Pengguna Narkoba di Filipina Menyerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com