Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan Perang di Benghazi, ICC Perintahkan Penangkapan Al-Werfalli

Kompas.com - 15/08/2017, 22:04 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com - Hakim Pengadilan Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap seorang komandan militer senior Libya, Selasa (15/8/2017).

Komandan bernama Mahmoud Mustafa Busayf Al-Werfalli itu diduga terlibat dalam kematian 33 orang dalam kontak senjata di Kota Benghazi.

"Dia yang diduga bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut sebagai kejahatan perang dalam konteks konflik bersenjata non-internasional di Libya."

Demikian bunyi pernyataan pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, seperti dikutip AFP. 

Al-Werfalli, lahir pada tahun 1978, adalah seorang komandan senior di brigade Al-Saiqa, sebuah unit elite yang membelot dari Tentara Nasional Libya.

Dia membelot setelah pemberontakan melawan diktator Moamer Kadhafi di tahun 2011.

Sejak saat itu, dia berperang untuk pemimpin Libya Khalifa Haftar di Benghazi, -sebuah wilayah yang baru saja dibebaskan dari cengkraman kelompok teroris selama tiga tahun.

Al-Werfalli dituduh terlibat dalam setidaknya tujuh insiden pada 2016 dan 2017, di mana dia secara sengaja menembak dan memerintahkan eksekusi warga sipil atau pejuang yang terluka.

"Tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa mereka telah diberi hukuman melalui vonis pengadilan yang sah."

Demikian penuturan Hakim ICC dalam surat perintah penangkapan itu.

Bukti yang ada termasuk cuplikan video yang konon menunjukkan bahwa Al-Werfalli menembaki orang yang berkerudung dan tidak bersenjata.

Dalam insiden lain, Al-Werfalli dilaporkan terlihat dalam cuplikan rekaman video memerintahkan regu penembakan menghabisi nyawa 15 orang yang mengenakan pakaian jingga dengan kerudung hitam.

Al-Werfalli dan dua orang lainnya kemudian mengeksekusi tiga orang, sekaligus memerintahkan eksekusi dua orang lainnya.

"Video tersebut melibatkan total 20 orang yang dieksekusi, diunggah ke media sosial pada tanggal 23 Juli 2017," kata hakim tersebut.

ICC, yang dibentuk untuk menyelidiki dan mengadili kejahatan perang di dunia, membuka penyelidikan di Libya pada bulan Maret 2011.

Penyelidikan dilakukan untuk menyingkap kekejaman yang dilakukan selama pemberontakan melawan Kadhafi, yang meletus sebulan sebelumnya.

Libya saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kadhafi, yang terbunuh beberapa bulan kemudian dalam perlawanan yang didukung oleh NATO.

Baca: Orangtua Korban Serangan Benghazi Tuntut Hillary Clinton Bertanggung Jawab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com