Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semasa dengan Mujizat Yesus, Bengkel Perkakas Batu Didapati di Galilea

Kompas.com - 11/08/2017, 12:00 WIB

REINEH, KOMPAS.com - Pada salah satu bagian kesaksian dalam Injil Yohanes, diceritakan tentang bagaimana Yesus melakukan mujizat pertamanya, mengubah air menjadi anggur.

Dikisahkan, memasuki hari ketiga pada sebuah pesta pernikahan di Kana, Galilea, persediaan anggur untuk para tamu habis.

Maria, ibu Yesus, yang ikut dalam acara itu meminta putranya untuk melakukan sesuatu.

Yesus pun memerintahkan pelayan untuk membawa enam tempayan batu dan memenuhinya dengan air.

Air di dalam tempayan itulah yang disebutkan dalam Injil Yohanes, berubah menjadi anggur.

Minggu ini, para arkeolog Israel menemukan sebuah bengkel berusia 2.000 tahun, yang diperkirakan menjadi tempat pembuatan wadah batu, seperti yang digunakan Yesus.

Perlengkapan batu yang dibuat di tempat itu diperkirakan serupa dengan bahan yang dipakai Yesus, saat melakukan mujizat mengubah air menjadi anggur.

Bengkel itu terletak di sebuah desa di Galilea, Reineh, di sebelah utara Israel. Lokasi itu dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Kana.

"Bengkel itu ditemukan secara tak sengaja, saat berlangsung pembangunan jalan akses menuju pusat olah raga baru," kata Direktur penggalian Yonatan Adler, Kamis (10/8/2017), seperti diberitakan AFP.

Sejak dua bulan yang lalu, Adler mengaku, dia dan timnya telah menemukan fragmen mangkuk dan gelas-gelas batu.

Salah satu bagian dari bengkel perkakas batu yang ditemukan di Reina, Galilea, Israel. IAA/Samuel Magal Salah satu bagian dari bengkel perkakas batu yang ditemukan di Reina, Galilea, Israel.

Dia mengatakan, ada ribuan silinder batu yang dibuang sebagai bagian dari proses melubangi wadah-wadah tersebut dengan mesin bubut.

Produk tersebut amat khas dari periode paruh kedua abad pertama sebelum masehi, hingga pertengahan abad pertama masehi.

"Orang-orang Yahudi pada periode tersebut menggunakan wadah batu semacam itu karena alasan ketaatan religius," kata Adler.

"Berdasarkan ritual kuno Yahudi, bejana yang terbuat dari tembikar dinilai tidak murni dan mudah hancur," kata dia.

"Sementara, tembikar batu, dianggap sebagai bahan yang murni dan tak akan pecah," sambung Adler.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com