SEOUL, KOMPAS.com - Perang kata-kata dan panasnya situasi menyangkut Korea Utara (Korut) adalah krisis yang, dalam kemungkinan paling buruk, menimbulkan ancaman perang nuklir.
Dan situasinya begitu pelik. Mari kita lihat ke belakang.
Mengapa Korut menginginkan senjata nuklir?
Semenanjung Korea terbelah setelah Perang Dunia II dan komunis Korut berkembang menjadi sebuah kediktatoran ala Stalin.
Negara ini hampir seluruhnya terkucil dari panggung dunia. Para pemimpinnya mengatakan, kemampuan nuklir mereka adalah satu-satunya faktor penggentar terhadap seluruh dunia yang berusaha menghancurkan mereka.
Seberapa dekat mereka pada nuklir?
Uji rudal terbaru Korut menunjukkan bahwa mereka memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai Amerika Serikat (AS).
Baca: Benarkah Korut Telah Berhasil Buat Hulu Ledak Nuklir "Mini”?
Mereka telah menguji coba perangkat nuklir ini sebanyak lima kali.
Laporan intelijen memperingatkan negara ini juga dekat, atau telah mencapai, “miniaturisasi” – mengembangkan hulu ledak nuklir yang cukup kecil sesuai dengan roket.
Pyongyang memandang AS sebagai musuh utamanya namun juga memiliki berbagai roket yang diarahkan ke Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, basis ribuan tentara AS.
Apa yang telah dilakukan untuk menghentikan mereka?
Berbagai upaya untuk menegosiasikan kesepakatan bantuan sebagai imbalan atas perlucutan senjata telah berulang kali gagal.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menerapkan sanksi-sanksi yang semakin ketat – namun sedikit sekali hasilnya.
Baca: Trump Kembali Umbar Ancaman dan Kemarahan kepada Korut
China, satu-satunya sekutu Korut, juga telah memberikan tekanan ekonomi dan diplomatik kepada Korut.
AS sekarang mengancam akan mengeahkan kekuatan militer melalui retorika bergelora Presiden Donald Trump memperingatkan “kekuatan sahsyat yang belum pernah terjadi di dunia ini”.
Apakah kali ini sungguh-sungguh?
Krisis ini telah bergolak selama bertahun-tahun, namun miniaturisasi hulu ledak nuklir dan AS yang berada dalam jangkauan serangan merupakan dua hal yang mengubah keadaan.
Pyongyang pada hari Rabu (9/8/2017) ini mengatakan akan mempertimbangkan serangan rudal ke Guam, pangkalan militer AS di wilayah Pasifik.
Konfrontasi nuklir nampaknya benar-benar menjadi ancaman, lebih dari sebelumnya, namun masih jauh dari kepastian.
Baca: Korut Balas Amarah Trump dengan Ancaman Rudal ke Pangkalan AS di Guam
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.