Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Empat Hal tentang Krisis Korut yang Timbulkan Ancaman Nuklir

Kompas.com - 09/08/2017, 18:32 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Perang kata-kata dan panasnya situasi menyangkut Korea Utara (Korut) adalah krisis yang, dalam kemungkinan paling buruk, menimbulkan ancaman perang nuklir.

Dan situasinya begitu pelik. Mari kita lihat ke belakang.

Mengapa Korut menginginkan senjata nuklir?

Semenanjung Korea terbelah setelah Perang Dunia II dan komunis Korut berkembang menjadi sebuah kediktatoran ala Stalin.

Negara ini hampir seluruhnya terkucil dari panggung dunia. Para pemimpinnya mengatakan, kemampuan nuklir mereka adalah satu-satunya faktor penggentar terhadap seluruh dunia yang berusaha menghancurkan mereka.

Seberapa dekat mereka pada nuklir?

Uji rudal terbaru Korut menunjukkan bahwa mereka memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai Amerika Serikat (AS).

Baca: Benarkah Korut Telah Berhasil Buat Hulu Ledak Nuklir "Mini”?

Mereka telah menguji coba perangkat nuklir ini sebanyak lima kali.

Laporan intelijen memperingatkan negara ini juga dekat, atau telah mencapai, “miniaturisasi” – mengembangkan hulu ledak nuklir yang cukup kecil sesuai dengan roket.

Pyongyang memandang AS sebagai musuh utamanya namun juga memiliki berbagai roket yang diarahkan ke Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, basis ribuan tentara AS.

Apa yang telah dilakukan untuk menghentikan mereka?

Berbagai upaya untuk menegosiasikan kesepakatan bantuan sebagai imbalan atas perlucutan senjata telah berulang kali gagal.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menerapkan sanksi-sanksi yang semakin ketat – namun sedikit sekali hasilnya.

Baca: Trump Kembali Umbar Ancaman dan Kemarahan kepada Korut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com