Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Kembali Umbar Ancaman dan Kemarahan kepada Korut

Kompas.com - 09/08/2017, 08:49 WIB

Baca: Tillerson: AS Tak Memusuhi, Korut Perlihatkan Diri sebagai Ancaman

Saat ini, perhitungan para pakar tersebut tiba-tiba berubah setelah Pyongyang bulan lalu menguji dua ICBM. Di mana hal itu menjadi kali pertama bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menunjukkan kemampuan semacam itu.

Peluncuran pertama itu oleh Kim digambarkan sebagai hadiah untuk "bajingan AS," dengan menunjukkan roket tersebut memiliki jangkauan potensial untuk menghantam Alaska.

Roket kedua yang diuji minggu lalu terbang lebih lama lagi, dengan beberapa ahli bahkan menyebut New York pun berada dalam jangkauan rudal itu.

Trump mengatakan, Kim Jong-Un sangat mengancam.

Baca: Kecam Sanksi PBB, Korut Berkeras Tak Akan Rundingkan Program Nuklir

"Seperti yang saya katakan, mereka akan disambut dengan api dan kemarahan," kata Trump kepada wartawan.

Ucapan tersebut menandai kenaikan tajam dalam retorika dari AS. Sebab, komentar pemerintah AS sebelumnya difokuskan untuk menemukan solusi non-militer.

Jurubicara Pentagon Letnan Kolonel Chris Logan mengatakan, AS berusaha untuk melakukan de-nuklearisasi damai di Semenanjung Korea.

"Namun, kami tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami, menggunakan berbagai kemampuan yang ada, sehubungan dengan ancaman yang terus meningkat dari Korut," kata Logan.

Departemen Luar Negeri menolak untuk mengomentari laporan Washington Post tersebut.

Namun Wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan mengatakan, AS terus berupaya memastikan China dan negara-negara lain menerapkan sanksi baru terhadap Korut.

Baca: China 100 Persen Dukung Sanksi PBB untuk Korut

"Kami tidak akan datang ke meja perundingan sampai Korea Utara berkomitmen untuk menghentikan tes rudal mereka," kata Sullivan.

Washington Post juga melaporkan, penilaian intelijen lain memperkirakan bahwa Korut sekarang memiliki 60 senjata nuklir, lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com