Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Setelah 50 Tahun, Apa yang Membuat ASEAN Tetap Bertahan?

Kompas.com - 08/08/2017, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri

Menapaki usia ke-50 tahun adalah rangkaian langkah panjang yang bersejarah dan membanggakan bagi ASEAN.

Didirikan lewat Deklarasi Bangkok, 8 Agustus 1967, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berkembang dari lima negara menjadi sepuluh negara saat ini.

Dalam deklarasi 50 tahun yang lalu itu, lima menteri luar negeri hadir sebagai deklarator. Mereka adalah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).

Brunei Darussalam adalah negara pertama di luar negara deklarator yang bergabung ke ASEAN. Brunei menjadi anggota ASEAN seminggu setelah kemerdekaannya, 7 Januari 1984.

Menyusul kemudian adalah Vietnam (23 Juli 1995), Laos dan Myanmar (23 Juli 1997), dan Kamboja (30 April 1999).

(Baca JugaPresiden Jokowi Hadiri Pembukaan KTT ke-30 ASEAN di Manila)

Bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan anggota; memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regional; serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai, ASEAN mulai merasakan hasilnya.

ASEAN berkontribusi untuk kecepatan upaya  peningkatan standar hidup warganya.

Dari sekitar 620 juta penduduk ASEAN, lebih dari separuhnya saat ini menikmati status sebagai kelas menengah dengan daya beli kuat.

Suasana antrean menjelang pembukaan perdana Apple Store Singapura yang merupakan toko resmi Apple pertama di Asia Tenggara, Sabtu (27/5/2017).Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Suasana antrean menjelang pembukaan perdana Apple Store Singapura yang merupakan toko resmi Apple pertama di Asia Tenggara, Sabtu (27/5/2017).
Pertumbuhan yang stabil di ASEAN juga berkontribusi pada total GDP yang mencapai 2,5 triliun dollar Amerika Serikat. 

ASEAN mendapat keuntungan dari relokasi sejumlah industri skala global yang sekaligus menciptkan pasar barang-barang impor.

Volume perdagangan ASEAN mencapai 2,6 triliun dollar AS, sementara Foreign Direct Investment sekitar 130-150 miliar dollar AS per tahun.

ASEAN yang proaktif

Perkembangan dan catatan angka-angka ini menggembirakan. Namun, tantangan tidak surut karena kesediaan, kemampaun, dan kesiapan ASEAN yang telah teruji setengah abad ini memanggil untuk peran yang lebih besar.

ASEAN Way yang dikenal pasif di separuh abad perjalanan perlu lebih proaktif untuk menghadapi tantangan-tantangan baru,” ujar Surin Pitsuwan, mantan Sekjen ASEAN dan mantan Menteri Luar Negeri Thailand dalam ASEAN Media Forum di Manila, Jumat (4/8/2017).

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com