Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Insektisida di Belanda, Jutaan Telur di Eropa Terkontaminasi

Kompas.com - 05/08/2017, 10:00 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Raksasa supermarket diskon Aldi menarik semua telur asal Belanda dari rak-rak toko mereka di Jerman.

Hal itu dilakukan menyusul terkuaknya skandal insektisida, yang telah menghantui seluruh bahan makanan di Eropa.

Seperti diberitakan AFP, Aldi pada Jumat (4/8/2017),  mengambil tindakan itu sebagai langkah pencegahan, meski berpotensi menyebabkan berkurangnya pasar bagi telur di Eropa.

Sebelumnya, pihak berwenang di Belgia, Swis, dan Swedia juga berupaya melacak pengiriman dan pemindahan telur, karena dampak persoalan ini kian melebar.

Aldi menarik semua telur Belanda setelah muncul informasi tentang keberadaan tiga juta telur yang tercemar insektisida, yang masuk ke Jerman dan telah dijual.

Namun, Menteri Pertanian Regional Christian Meyer dari Lower Saxony, mengatakan kepada jaringan televisi ZDF, diyakini 10 juta telur yang terkontaminasi mungkin telah mencapai Jerman.

Pihak berwenang menduga zat fipronil tersebut, diperkenalkan ke peternakan unggas oleh sebuah unit usaha asal Belanda bernama Chickfriend, untuk mengobati kutu merah, yakni parasit pada ayam.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dalam jumlah banyak insektisida dianggap berbahaya terutama bagi ginjal, kelenjar hati, dan kelenjar tiroid.

Di Belgia, supermarket Colruyt pun telah memindahkan telur dari dua pemasok pada bulan Juli.

Hal itu dilakukan kerena peternakan yang memasok telur itu diduga terkontaminasi dengan insektisida.

Badan keamanan pangan negara (AFSCA) telah mencegah telur-telur itu sebelum mereka sampai di rak, dan menggunakan agen lapangan untuk melakukan verifikasi terhadap tindakan yang diperlukan.

Media Belanda dan Belgia melaporkan, zat yang mengandung insektisida dipasok ke Chickfriend oleh perusahaan Belgia yang belum dikonfirmasi.

Namun AFSCA mengaku, otoritas kejaksaan telah meluncurkan penyelidikan pidana.

Telur juga ditarik oleh supermarket di Swis. Namun pihak berwenang yang menyetujui penarikan tersebut meminta masyarakat untuk tidak panik.

"Jumlah yang diamati sejauh ini tidak membahayakan kesehatan konsumen," kata Otoritas Keamanan Pangan Swis (OSAV).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com