Mereka kemudian membayar penyelundup buat keluar dari wilayah ISIS.
Hingga saat itu, keluarganya telah cerai berai, neneknya meninggal dunia, pamannya tewas dalam sebuah serangan udara, dan tujuh anggota keluarga lain dideportasi sejak baru tiba di Turki.
"ISIS hanya mempropagandakan hal positif di internet," kata dia.
Bersama ibu, dua adik, tiga bibi, dua keponakan, beserta ketiga anaknya, Nur kini hidup di kamp pengungsi Ain Issa yang dijalankan oleh pasukan Kurdi.
Sementara, keluarga laki-laki diamankan di tempat terpisah dan harus menjalani pemeriksaan oleh militer Kurdi.
"Saya sangat bersyukur. Saya bodoh dan naif," kata Nur.
Kini mereka bersiap pulang ke Indonesia dan menghadapi program deradikalisasi yang disiapkan pemerintah.
Baca: Perbudakan Seksual Dorong Korban ISIS Bunuh Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.