Menurut Military Times, obat gangguan ereksi untuk tentara yang masih aktif kurang dari 10 persen, namun jumlahnya terus meningkat sejak perang di Irak dan Afganistan.
Kajian yang dilakukan badan kesehatan militer, Armed Forces Health Surveillance Branch (AFHSB), pada 2014 menemukan, terdapat 100.248 kasus gangguan ereksi yang dialami tentara aktif pada periode 2004-2013, sekitar setengahnya disebabkan oleh faktor psikologis.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Sexual Medicine pada 2015 memperlihatkan veteran laki-laki dengan post-traumatic stress disorder (PTSD) – kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan atau tragis – memiliki kemungkinan untuk mengalami gangguan ereksi atau masalah seksual dibandingkan pensiunan sipil.
Namun sejumlah kalangan meminta agar data ini dibaca dengan hati-hati karena gangguan ereksi juga terkait dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Baca: Akibat Overdosis Viagra, Penis Pria Kolombia Harus Diamputasi
Diperkirakan gangguan ereksi pada kaum laki-laki di Amerika mencapai 18 persen menurut data pada 2007.
Kesimpulannya, gangguan ereksi adalah masalah kesehatan yang lumrah dan karena militer bertanggung jawab atas banyak personel – termasuk yang pensiun dan keluarga mereka – maka anggaran untuk membeli Viagra dan obat sejenis pun menjadi besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.