Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKW Indonesia yang Alami Radikalisasi dan Dukung ISIS

Kompas.com - 04/08/2017, 19:54 WIB

HONGKONG, KOMPAS.com - Sejumlah tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Hongkong, Taiwan, dan Singapura diduga mengalami radikalisasi dan mendukung kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Beberapa di antaranya bahkan mengajukan diri untuk menjadi “pengantin” atau pelaku bom bunuh diri.

Fakta itu terungkap dalam laporan sebuah LSM bernama Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang dikutip ABC News, seperti dirilis pada Jumat (4/8/2017).

Salah satunya bernama Ayu (bukan nama sebenarnya). Seperti ribuan wanita Indonesia yang kurang beruntung, Ayu meninggalkan rumah untuk bekerja di luar negeri sebagai ART.

Disebutkan, Ayu ke Hongkong pada 2013 setelah meninggalkan suami dan anak perempuannya.

Tapi setelah kehilangan dua pekerjaan, dia menemukan dirinya berada di jalanan. Dia pun jatuh ke kebiasaan minum alkohol dan konsumsi narkoba.

Baca: BNPT: 500 WNI Menuju Suriah untuk Gabung ISIS

Diungkapkan, pada 2011, Ayu mencapai titik terendah dalam hidupnya dan menggunakan Facebook untuk mendapatkan panduan.

Dia bergabung dengan forum Islam dan tak lama kemudian bertemu dengan suami keduanya, Abu, seorang jihadis Indonesia. Mereka menikah pada 2013 namun Ayu tetap tinggal di Hongkong.

Saat dia menjadi semakin radikal, dia berteman dengan ekstrimis di Indonesia secara online dan di Hongkong.

Pada 2014, dia mengumpulkan dana untuk kelompok ISIS, memberikan uang dan bantuan kepada jihadis Indonesia yang ingin bertarung dengan ISIS di Suriah.

Ayu saat ini adalah satu dari lebih 153.000 orang Indonesia lebih yang tinggal di Hongkong. Sebagian besar adalah wanita yang bekerja sebagai ART, pengasuh anak dan perawat lansia.

Namun penyelidikan IPAC menemukan sel kecil beranggotakan sekitar 50 ART asal Indonesia di beberapa negara Asia, dan  43 orang di antaranya tinggal di Hongkong, tiga di Taiwan dan empat di Singapura.

"Beberapa wanita ini ditarik oleh jihadis yang jadi pacar mereka yang mereka temukan secara online," kata Nava Nuraniyah, peneliti IPAC di Jakarta, kepada ABC News.

Baca: Diduga Simpatisan ISIS, 2 WNI Ditolak Imigrasi Hongkong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com