Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Yazidi Korban ISIS: Setiap Hari Selama 6 Bulan, Saya Diperkosa

Kompas.com - 01/08/2017, 15:21 WIB

Melarikan diri

Gadis Yazidi lain, yang berusia 13 tahun, mengalami nasib serupa. Apa yang ia alami begitu traumatik, sehingga ia tak bisa bicara sampai sekarang.

Semua komunikasi dengan tim terapi di Jerman dilakukan dengan menggunakan gambar. Tim terapi mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun agar gadis itu bisa sembuh.

Salah satu anggota tim yang menangani gadis-gadis Yazidi adalah pengacara dan pegiat Amerika Serikat, Jacqueline Isaac. Ia mengatakan terapi sudah menunjukkan kemajuan.

"Gadis-gadis ini tadinya seperti tak punya harapan. Mereka tak mau berbicara, larut dalam kesedihan dan tak mau menatap wajah orang lain. Kini mereka jauh lebih ceria," kata Isaac.

Jaquleine pula yang menemukan Ekhlas.

Baca: Tentara Perempuan Yazidi: ISIS seperti Api, Api Harus Dilawan dengan Api

Ekhlas melarikan diri ketika orang yang menyekapnya keluar rumah untuk bertempur. Ia berhasil mencapai kamp pengungsi di Pegunungan Sinjar dan beberapa hari kemudian bertemu jacqueline.

Ia kemduian membawa beberapa gadis Yazidi ke Jerman agar mereka bisa menjalani terapi dan memulai kehidupan baru dengan normal.

Demi alasan keamanan, lokasi gadis-gadis Yazidi ini menjalani terapi tidak diungkap. Mereka terpisah dari keluarga dan tak ada yang tahu nasib keluarga mereka saat ini.

Terapi dilakukan di sebuah rumah sakit khusus. Mereka menjalani meditasi dan sesekali menyanyikan lagu yang biasa mereka dengar di tanah kelahiran mereka di Irak utara. Musik adalah bagian dari terapi.

Ekhlas dan beberapa remaja lain sekarang bersekolah selayaknya remaja lain. Ia juga menerima pelajaran tambahan, bahasa Inggris, yang secara khusus diberikan tim pimpinan Jacqueline Isaac.

Ekhlas juga aktif berbicara di berbagai forum internasional, antara lain di parlemen Inggris, untuk mengangkat nasib orang-orang Yazidi.

Diperkirakan antara 2.000-4.000 warga Yazidi masih berada di tangan ISIS, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Baca: Perempuan Yazidi, Korban Budak Seks ISIS, Terima Penghargaan HAM Sakharov

"Anda mungkin mengira saya tegar seperti batu cadas. Tapi saya sangat rapuh, jiwa saya terluka selamanya, rasanya seperti mengalami 100 kematian," kata Ekhlas.

Namun, setidaknya Ekhlas sekarang merasa aman dan memulai kehidupan baru di Jerman. Di sini, di Jerman, perempuan ini bercita-cita untuk menjadi pengacara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com