Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita AS Peras ASI 10 Jam Sehari untuk Menyumbang Bayi Prematur

Kompas.com - 28/07/2017, 07:01 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

OREGON, KOMPAS.com - Seorang perempuan asal Oregon, Amerika Serikat ini memiliki hati yang sungguh mulia.

Betapa tidak, dia menyumbangkan lebih dari 5.000 botol ASI-nya untuk membantu bayi-bayi prematur.

Elizabeth Anderson-Sierra (29) membutuhkan waktu 10 jam sehari memeras hampir 7 liter ASI-nya setiap hari, 10 kali lipat lebih banyak dari rata-rata perempuan.

Mengapa Elizabeth bisa menghasilkan ASI sedemikan banyak? Tenyata perempuan ini "mengidap" sindroma hiperlaktasi, artinya dia bisa menghasilkan ASI lebih banyak dari jumlah yang dianggap normal.

Meski menghabiskan 10 jam sehari untuk memeras ASI-nya, Elizabeth tetap meluangkan waktu untuk menyusui putrinya, Sophie, yang baru berusia enam bulan.

Baca: Curi ASI Hasil Perahan Rekan Kerja, Lelaki Ini Diseret ke Pengadilan

Sisa ASI yang tak bisa dikonsumsi putrinya yang kemudian dia peras dan disimpan di dalam kulkas sebelum disumbangkan untuk bayi-bayi yang membutuhkan.

Sang suami David Sierra (52) ikut membantu upaya kemanusiaan istrinya. Dia membantu mengemas, diberi label tanggal, dan disimpan di dalam lemari es besar di kediaman mereka.

Elizabeth, mantan personel pasukan penjaga pantai AS itu mengatakan, ASI yang dihasilkannya itu adalah hasil dari upaya penuh cintanya.

"Saya sadar bahwa saya memproduksi lebih banyak ASI saat hamil anak pertama, tetapi saat saya memiliki anak kedua, produksi ASI saya jauh lebih banyak," ujar ibu dari Isabella yang berusia dua tahun itu.

"Kini Sophia sudah berusia enam bulan dan saya memeras ASI lima kali sehari yaitu saat bangun tidur, setelah sarapan, setelah makan siang, setelah makan malam, dan tengah malam," kata Elizabeth.

"Sekali memeras saya bisa menghasilkan hampir dua liter ASI," lanjut Elizabeth.

Sehingga, setelah memeras ASI, Elizabeth masih membutuhkan setidaknya tiga jam lagi untuk proses mengemas, memberi label, proses sterilisasi, dan penyimpanan.

"Memeras ASI bukan pekerjaan yang menyenangkan, sangat tak nyaman dan sakit, tetapi ini adalah pekerjaan cinta," ujar Elizabeth.

"Selama 2,5 tahun ini, saya tak pernah libur (memeras ASI). Ini lebih dari sebuah pekerjaan tetap bagi saya," tambah dia.

Halaman:
Sumber Mirror

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com