Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kalah di Mosul dan Raqqa, ISIS Menguat di Misrata

Kompas.com - 27/07/2017, 19:40 WIB

MISRATA, KOMPAS.com - Kelompok teroris yang menamakan dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kini kembali mengumpulkan kekuatan tempurnya di Libya setelah kehilangan kota Mosul di Irak utara dan Raqqa di Suriah.

Pasukan Libya mengungkapkan hal itu sebagai sebuah masalah baru yang mengancam negara itu, seperti dilaporkan situs berita harian The Independent, Kamis (27/7/2017).

Ketika dua pemerintahan yang bersaing, yakni yang berbasis di Tripoli dan Benghazi, sedang merundingkan gencatan senjata, militan ISIS diyakini sedang mempersiapkan serangan baru di kota pelabuhan Misrata, Libya.

Milisi yang bertempur atas nama pemerintah Libya yang didukung PBB memperingatkan, teroris ISIS berkumpul kembali untuk melancarkan serangan baru ke kota Misrata, pusat perdagangan Libya.

Baca: Pasukan Khusus Inggris Disergap ISIS di Libya

"Kami telah melihat pergerakan Daesh (ISIS) di selatan Sirte, tempat mereka mencoba untuk berkumpul kembali dan menembusi jalur pasukan kami di selatan," kata Mohamed Ghasri, juru bicara dan komandan senior pasukan al-Bunyan al-Marsous, Rabu (26/7/2017).

Milisi pro-pemerintah merupakan pasukan kunci dalam mengusir ISIS dari kota pesisir Sirte tahun lalu setelah perang enam bulan yang melelahkan, dengan bantuan serangan udara AS.

Al-Bunyan al-Marsous yang berbasis di Misrata sekarang yakin, serangan atas kota pelabuhan Misrata sudah dekat. Ghasri memperingatkan, tentaranya tak punya dukungan internasional.

Pemimpin ISIS di Libya sekarang beroperasi di daerah pedesaan di Sirte selatan. Ghasri tidak mengungkap jumlah militan ISIS yang dipastikan ikut dalam serangan terbaru ke Misrata.

Perang saudara yang telah melanda Libya sejak penggulingan Muammar Khadafy pada 2011 telah memungkinkan panglima perang dan ekstrimis mendapatkan pijakan di seluruh negeri.

Baca: Pasukan Libya Timur Kuasai Basis Pertahanan ISIS di Benghazi

Diplomasi babak baru antara pemerintah Perdana Menteri Fayez al-Serraj yang diakui secara internasional dan komandan timur, Khalifa Haftar, dimulai pada Selasa (25/7/2017).

Gencatan senjata telah dilaksanakan – kecuali dalam perang melawan organisasi teroris ISIS – dan pemilihan umum mungkin akan dibicarakan dalam perundingan di Paris oleh Perancis.

Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan militer dalam “kekhalifahan” ISIS di Suriah dan Irak, pengamat percaya kelompok radikal itu akan berkonsentrasi pada operasinya di negara-negara seperti Libya, yang sedang mengalami kekosongan pemerintahan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com