PYONGYANG, KOMPAS.com - Di bawah guyuran hujan deras, warga Korea Utara meletakkan payung mereka, dan membungkuk memberi hormat di depan "makam" Kim Il Sung, di luar Istana Kumsusan, Pyongyang, Kamis (27/7/2017).
Penghormatan itu diberitakan dalam rangka memperingati hari berakhirnya Perang Korea, yang oleh warga Korut dikenal sebagai "hari kemenangan".
Di dalam Istana Kumsusan, di dalam ruang marmer jasad Kim terbaring. Jasad itu disimpan bersama jenazah putera Kim Il Sung dan juga sang pengganti, Kim Jong-Il.
Tubuh yang diawetkan itu "beristirahat" di dalam peti mati kaca di aula terpisah yang disinari cahaya redup.
Tentara berjaga di setiap sudut ruang demi memastikan setiap pengunjung memberikan penghormatan dengan membungkuk tiga kali.
"Saya tergerak untuk menangis saat bertemu dengan para pemimpin besar," kata pejabat keuangan Ri Ri-Gyong (71).
Setelah itu, suara Ri-Gyong terdengar bergetar menahan emosi.
"Saya selalu merindukan mereka," kata dia lagi.
Meskipun meninggal pada tahun 1994, Kim Il Sung seperti masih menjadi Presiden abadi bagi Republik Demokratik Rakyat Korea Utara.
Sementara, Kim Jong-Il - yang meninggal pada tahun 2011, adalah Sekretaris Umum abadi dari Partai Pekerja yang berkuasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.