Raih Posisi Ke-528 di Olimpiade Matematika, Putra Assad Diolok-olok

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Di tengah kecamuk perang saudara,  pemerintah Suriah masih bisa memberangkatkan tim pelajar terbaiknya untuk mengikuti Olimpiade matematika di Rio de Janeiro, Brasil.

Tim Olimpiade matematika Suriah terdiri atas tujuh pelajar termasuk putra sulung Presiden Bashar al-Assad, Hafez (15).

Setelah berkompetisi selama 12 hari, pada Sabtu (22/7/2017), hasil akhir diumumkan dan tim Suriah menduduki peringkat ke-56 di klasemen akhir.

Peringkat 56 dari sekitar 100 negara yang ikut serta sebenarnya cukup lumayan bagi Suriah yang sedang dikungkung perang.

Baca: Bashar al-Assad: Saya Tidur dan Bekerja dengan Normal

Namun,  yang menjadi sorotan adalah putra sulung sang presiden yaitu Hafez al-Assad yang menempati peringkat ke-528 dari 615 kontestan.

Hafez gagal memenuhi target rezim Suriah yang menyebutnya sebagai seorang pelajar dengan tingkat kecerdasan sangat tinggi.

Tak hanya itu, di antara rekan satu timnya, Hafez juga menduduki peringkat juru kunci alias peringkat ketujuh dengan marjin kesalahan mencapai 22 persen antara dia dan rekan satu timnya.

Buruknya prestasi Hafez ini langsung menjadi bahan olok-olok para netizen di Suriah dan negara-negara tetangganya.

"Selama rezim ini berkuasa tak akan ada kebaikan bagi Suriah di segala level," kata netizen bernama Haroun Ni.

"Bagus sekali melihat dia tenggelam," ujar seorang netizen lainnya.

"Jika kompetisinya digelar di Suriah, dia pasti juara," ujar Mohammed Khatib seorang pengguna Facebook asal Istanbul.

Baca: Bashar al-Assad Yakin Bisa Menangkan Perang Suriah

Dalam Olimpiade matematika ke-58 itu juara umum diraih Korea Selatan yang meraih enam medali emas.

Sementara di posisi kedua dihuni China, kemudian disusul Vietnam, dan Amerika Serikat di peringkat keempat.

Olimpiade matematika internasional pertama digelar di Romania pada 1959. Ajang serupa tahun depan juga akan digelar di Romania tepatnya di kota Cluj.