Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Letnan Irak yang Buru Anggota ISIS Pembunuh Sang Ayah

Kompas.com - 22/07/2017, 10:54 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MOSUL, KOMPAS.com - Bagi seorang letnan angkatan darat Irak ini, operasi militer untuk merebut kota Mosul dari tangan ISIS bukan sekadar tugasnya sebagai seorang tentara.

Sang letnan menganggap operasi militer ini sekaligus sebagai misi pribadi untuk menuntaskan dendamnya kepada kelompok militan itu.

Selama tiga tahun, sang letnan memburu dua anggota ISIS yang dia yakini sebagai pembunuh ayah kandungnya.

Sepanjang perburuannya, sang letnan sudah membunuh sejumlah anggota ISIS yang ditawan setelah menginterogasi mereka. Sang letnan mengakui semua pembunuhan yang dilakukan tanpa rasa penyesalan sedikit pun.

Baca: Mosul Dibebaskan, ISIS Pindah ke Tal Afar

Sang letnan berjanji, jika dia menemukan kedua orang itu maka dia menjanjikan "kematian yang perlahan" hingga mereka memberi tahu di mana jenazah sang ayah dikuburkan.

Setelahnya, sang letnan berjanji akan menggantung mayat kedua orang itu di desa tempat ayahnya terbunuh.

Dendam membara

Sang letnan, yang tak mau memberikan namanya itu, mengatakan, ayahnya adalah seorang perwira angkatan darat yang memerangi Al Qaeda pada 2007.

Setelah ISIS menduduki desa tempat ayahnya tinggal di sebelah selatan kota Mosul, suku-suku yang dulu diusir militer karena terkait Al Qaeda kembali dan digunakan ISIS untuk menguasai desa itu.

"Dua orang menangkap ayah saya saat dia berada di luar rumah. Keduanya adalah mereka yang sebelumnya diusir karena terkait Al Qaeda," kata sang letnan.

Saat itu, sang letnan sedang bertugas di tempat lain dan kabar buruk tersebut diperolehnya dari para tetangga yang juga memberi tahu identitas pembunuh sang ayah.

Baca: Tentara Irak Diduga Lemparkan Anggota ISIS ke Jurang Hidup-hidup

Anggota ISIS juga membunuh paman sang letnan serta puluhan kawan dan kerabatnya di desa itu.

Letnan muda itu kemudian menyimpan foto lama kedua anggota ISIS tersebut di telepon genggamnya. Dan beberapa tentara lain ikut membantu mencari kedua anggota ISIS tersebut.

Saat pasukan Irak merebut desa kampung halaman sang letnan, dia kemudian mulai menginterogasi para tawanan ISIS.

"Saya hanya bertanya kepada sebagian besar dari mereka. Namun, bagi mereka memiliki darah di tangannya  saya bunuh saat itu juga," ujarnya tanpa penyesalan.

Sang letnan mengklaim sudah membunuh lebih dari 40 anggota militan, baik dalam pertempuran atau usai interogasi.

"Sebagian besar dari mereka memang tak terkait kematian keluarga saya. Namun, saya bukan orang egois, saya juga membalaskan dendam warga lain Irak," kata dia.

Saat operasi merebut Mosul berlangsung, sang letnan mendengar kabar bahwa salah seorang buruannya berada di kota Tal Afar, di sebelah barat Mosul.

Baca: Rebut Masjid Agung Nuri di Mosul, Irak Nyatakan ISIS Sudah Hancur

Dan saat pasukan Irak masuk ke Kota Tua Mosul, dia mendapat informasi soal salah seorang buruannya yang lain.

"Kolega saya, seorang perwira intelijen, menahan dia di desa saya. Saya katakan kepada dia, untuk menjaga dia karena saya akan datang," kata dia.

Orang yang ditahan itu adalah paman dari target kedua sang letnan. Pria itu ditinggal sendiri bersama sang letnan di sebuah ruangan kosong.

"Saya tidak menyiksanya. Saya bahkan melepas borgol plastik di tangannya dan memberinya minum," kenang dia.

"Dia memohon agar tak dibunuh saat saya menginterogasi dia. Dia begitu ketakutan hingga dia tak bisa berdiri," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com