Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Tentara Ukraina Tewas Ditembak Pemberontak

Kompas.com - 20/07/2017, 19:13 WIB

KIEV, KOMPAS.com  - Bentrokan dengan pemberontak yang didukung Rusia membuat enam tentara Ukraina tewas, Kamis (20/7/2017); sebuah kekerasan bersenjata mematikan terbaru.

Kekerasan tersebut terjadi beberapa hari setelah seorang pemimpin pemberontak mengumumkan rencana mereka untuk membentuk "negara" baru yang disebut Malorossiya.

Juru bicara militer Ukraina, Andriy Lysenko, mengatakan, pemberontakan membunuh enam tentara dan melukai dua lainnya di sekitar Donetsk, ibu kota de facto pemberontak, dalam 24 jam sebelumnya.

Tiga tentara lagi terbunuh dan tiga terluka saat kendaraan mereka melaju di sebelah barat laut kota Lugansk, demikian Lysenko mengumumkan.

Di sisi lain, sebuah kantor berita separatis menuduh Kiev melukai tiga warga sipil dalam sebuah pengeboman dengan persenjataan berat.

Baca: Separatis Ukraina Deklarasikan Negara Baru Bernama Malorossiya

Kepala pemberontak di Donetsk, Alexander Zakharchenko, Selasa (18/7/2017), mengumumkan rencana untuk menciptakan "negara" baru menggantikan Ukraina.

Negara bernama Malorossiya yang diusung pemberontak, meliputi sebagian besar Ukraina modern  dengan ibu kotanya di Donetsk.

Negara baru itu akan dibentuk usai sebuah referendum. Nama Malorossiya ini digunakan di zaman Tsar yang berarti "Rusia Kecil" dan mencakup semua wilayah Ukraina modern saat ini.

Sebuah konstitusi yang dibuat pemimpin pemberontak Alexander Zakharchenko menyebut semua perwakilan dari negara Donetsk dan Lugansk serta beberapa daerah lain sepakagt untuk membentuk negara baru sebagai penerus Ukraina.

Dokumen yang dirilis kantor berita kelompok separatis itu mengatakan, Donetsk akan menjadi ibu kota negara baru ini sementara status Kiev akan diturunkan menjadi pusat "sejarah dan budaya".

Baca: Mobil Meledak, Komandan Pemberontak Ukraina Tewas

Sementara itu, pemimpin Republik Rakyat Lugansk  Vladimir Degtyarenko membantah ikut serta dalam rencana itu.

Degtyarenko juga mengungkapkan keraguannya terkait keputusan ini. Demikian dilaporkan  Degtyarenko pusat informasi Lugansk.

"Keputusan semacam ini hanya bisa diambil jika didasari keinginan rakyat. Selain itu, saat ini kami sedang memenuhi kesepakatan Minks dan tak ada alternatif untuk itu," kata Degtyarenko.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko dengan tegas menyatakan, pemerintahannya akan memulihkan kedaulatan atas kawasan Donbass dan Crimea.

Poroshenko memprediksi proyek pembentukan negara Malorossiya ini akan berakhir dengan kegagalan seperti proyek sebelumnya, negara Novorossiya.

Kremlin sempat menggunakan nama Novorossiya atau Rusia Baru untuk menyebut kawasan yang direbut pemberontak tetapi kemudian membatalkan penggunaan istilah tersebut.

Baca: Rusia Diduga Kirimkan Tank untuk Pemberontak Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com