Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separatis Ukraina Deklarasikan Negara Baru Bernama Malorossiya

Kompas.com - 18/07/2017, 21:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Telegraph

KIEV, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak pro-Rusia, Selasa (18/7/2017), mengumumkan berdirinya negara baru yang menurut mereka akan menggantikan Ukraina.

Negara baru itu akan dibentuk usai sebuah referendum dan disebut bernama Malorossiya. Nama ini digunakan di zaman Tsar yang berarti "Rusia Kecil" dan mencakup semua wilayah Ukraina modern saat ini.

Sebuah konstitusi yang dibuat pemimpin pemberontak Alexander Zakharchenko menyebut semua perwakilan dari negara Donetsk dan Lugansk serta beberapa daerah lain sepakagt untuk membentuk negara baru sebagai penerus Ukraina.

Dokumen yang dirilis kantor berita kelompok separatis itu mengatakan, Donetsk akan menjadi ibu kota negara baru ini sementara status Kiev akan diturunkan menjadi pusat "sejarah dan budaya".

Baca: Mobil Meledak, Komandan Pemberontak Ukraina Tewas

Sementara itu, pemimpin Republik Rakyat Lugansk  Vladimir Degtyarenko membantah ikut serta dalam rencana itu.

Degtyarenko juga mengungkapkan keraguannya terkait keputusan ini. Demikian dilaporkan  Degtyarenko pusat informasi Lugansk.

"Keputusan semacam ini hanya bisa diambil jika didasari keinginan rakyat. Selain itu, saat ini kami sedang memenuhi kesepakatan Minks dan tak ada alternatif untuk itu," kata Degtyarenko.

Pengumuman mengejutkan itu langsung dikecam pemerintah Kiev yang sudah sejak 2014 terlibat dalam konflik bersenjata melawan pemberontak yang mengakibatkan setidaknya 10.000 orang tewas.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko dengan tegas menyatakan, pemerintahannya akan memulihkan kedaulatan atas kawasan Donbass dan Crimea.

Poroshenko memprediksi proyek pembentukan negara Malorossiya ini akan berakhir dengan kegagalan seperti proyek sebelumnya, negara Novorossiya.

Kremlin sempat menggunakan nama Novorossiya atau Rusia Baru untuk menyebut kawasan yang direbut pemberontak tetapi kemudian membatalkan penggunaan istilah tersebut.

Meski demikian, kelompok pemberontak yakin langkah ini akan sukses karena didukung 19 daerah di Ukraina.

Sejauh ini Kremlin belum memberikan komentar meski dua anggota parlemen Rusia menyebut pembentukan negara baru di Ukraina tak terelakkan.

"Rakyat tak bisa dipaksa terus berperang selamanya, menciptakan sebuah negara merdeka yang baru bisa menjadi jalan keluar," kata wakil ketua parlemen Rusia Leonid Kalashnikov kepada kantor berita RIA Novosti.

Baca: Rusia Diduga Kirimkan Tank untuk Pemberontak Ukraina

Di sisi lain, pemerintah Jerman berharap Rusia secara resmi menolak proyek pembentukan negara baru ini.

"Kami harap Rusia segera menolak langkah tersebut dan tidak mengakui atau menghormati negara baru tersebut," demikian pernyataan kabinet Jerman.

"Mengakhiri konflik Ukraina hanya bisa dilakukan lewat negosiasi, yang terkait dengan isi kesepakatan Minks," tambah kabinet Jerman.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com