BAGHDAD, KOMPAS.com – Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan sudah mengubah taktik perlawanannya sekalipun secara moral mereka sudah jatuh.
Soal perubahan taktik ISIS itu disampaikan oleh seorang pejabat teras kontraintelijen kelompok perlawanan Kurdi, Lahur Talabany, seperti dilaporkan Reuters, Senin (17/7/2017).
Pertempuran di Mosul, Irak utara, sudah berakhir. Namun, perang melawan ISIS masih jauh dari selesai. Hingga saat ini, setidaknya masih ada enam titik terberat melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Kota-kota penting di kedua negara itu, dan hampir seluruh provinsi di Suriah, masih tetap berada di bawah kendali ISIS, seperti dilaporkan The Washington Post.
Baca: Rusia Klaim Bunuh Gembong Teroris ISIS Abu Bakr al-Baghdadi
Menurut Talabany, perlawanan untuk “menghancurkan” ISIS memerlukan waktu tiga hingga empat tahun lagi. Caranya, harus menguasai gunung dan gurun yang merupakan medan gerilya ISIS.
"Saya berpikir mereka siap dengan pola perang yang baru. Kami menghadapi hari-hari yang jauh lebih keras di depan kami, tak seperti yang diduga. 'Al Qaeda dalam steroid'," kata Talabany.
"Kami menyaksikan mengapa mereka (ISIS) lebih pintar. Al Qaeda tidak pernah menguasai wilayah. Mereka akan lebih pintar," kata dia seperti dikutip Reuters.
Berbagai laporan yang menyebutkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas telah menimbulkan pertanyaan mengenai siapa penggantinya, apakah orang Irak juga, orang Arab lainnya, atau para petempur legiun asing.
Baca: Intelijen Irak dan Kurdi Sebut Abu Bakr Al-Baghdadi Masih Hidup
Para pejabat intelijen Irak yang pernah berbhakti pada pemerintahan Saddam Hussein digambarkan sebagai para ahli strategi militer yang instrumental dalam menciptakan rezim teror ISIS.
Menurut Talabany, sangat sulit mengetahui pembantu dekat Abu Bakr al-Baghdadi mana yang masih hidup atau telah mati. Namun, dia meyakini kepemimpinan ISIS kini hidup ada di Suriah, di selatan Raqqa.
Talabany bahkan mengatakan, "(Abu Bakr) al-Baghdadi masih hidup. Dia belum tewas. Kami mendapatkan informasi bahwa dia 99 persen masih hidup."
Generasi muda mantan sekutu-sekutu Saddam dipekirakan akan mengisi posisi-posisi kunci ISIS. "Generasi muda selalu lebih berbahaya," kata Talabany.
Pihak keamanan menghadapi tantangan yang sulit dalam menghancurkan sel-sel tidur yang biasanya terdiri dari dua fasilitator dan dua operator.
"Anda tak butuh banyak orang untuk meledakkan bom. Kami terus memburu sel-sel tidur ini," kata Talabany. "Semua orang yang kami tangkap sudah siap merancang serangan di kawasan ini."
Baca: Misteri Kematian Pempimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi
Talabany meninggalkan Irak saat berusia 12 tahun ketika Saddam Hussein menindas Kurdi. Keluarganya melancarkan perang gerilya dari gunung-gunung.
Ketika diminta membandingkan tantangan masa lalu dengan saat ini di mana ISIS berusaha bangkit dan ketegangan sektarian mengancam keamanan Irak, dia menjawab, "Kami sekarang telah punya banyak kekebasan. Namun, masalahnya jauh lebih sulit."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.