Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Peraih "Nobel Matematika" Tutup Usia karena Kanker Payudara

Kompas.com - 16/07/2017, 16:37 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Maryam Mirzakhani, perempuan pertama yang meraih penghargaan tertinggi  Fields Medal, penghargaan di bidang matematika  yang setara dengan dengan hadiah Nobel, telah meninggal dunia di Amerika Serikat, Sabtu (15/7/2017).

Maryam Mirzakhani, berusia 40 tahun, dan merupakan profesor di Universitas Stanford, menderita kanker payudara yang telah menyerang tulangnya.

Dijuluki sebagai "Nobel Matematika", Fields Medal hanya diberikan setiap empat tahun kepada antara dua dan empat ahli matematika yang berusia di bawah 40 tahun.

Penghargaan itu diberikan secara khusus kepada Mirzakhani pada 2014 untuk keahliannya di bidang geometri dan sistem dinamika yang kompleks.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kematian Mirzakhani merupakan "kesedihan yang luar biasa," demikian laporan media pemerintah Iran.

Baca: Profesor Asal Iran Jadi Perempuan Pertama Penerima Penghargaan Tertinggi di Bidang Matematika

Sementara, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kematiannya menyebabkan kesedihan bagi semua orang Iran.

"Lampu telah kami padamkan hari ini. Hatiku sangatlah hancur... " tulis ilmuwan Iran, Firouz Naderi, dalam akun Instagramnya.

Dia kemudian menambahkan dalam akun Instagramnya: "Dia jenius? Ya, memang. Tapi mendiang juga seorang perempuan, seorang ibu dan seorang istri."

Mirzakhani dan suaminya, ilmuwan Ceko Jan Vondrak, memiliki satu anak perempuan.

Beberapa pengguna media sosial mengkritik otoritas Iran karena tidak menggunakan foto terbaru Mirzakhani yang tidak menggunakan kerudung atau penutup kepala.

Media resmi Iran menggunakan foto-foto lama mendiang yang memperlihatkan Mirzakhani menggunakan penutup kepala.

Baca: Riset "Materi Eksotis" Membawa Tiga Ilmuwan Meraih Nobel Fisika

Pimpinan Universitas Stanford, Marc Tessier-Lavigne menggambarkan Mirzakhani sebagai "ahli matematika yang jenius dan juga rendah hati yang bersedia menerima penghargaan hanya dengan harapan dapat mendorong orang lain untuk mengikuti jalannya".

"Maryam pergi terlalu cepat tapi dampaknya akan terus berlanjut bagi ribuan perempuan yang terinspirasi dirinya dalam mendalami matematika dan sains," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com