Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Bangkrut dan Ditutup, Lokomotif Bersejarah Terpaksa Dilelang

Kompas.com - 14/07/2017, 16:28 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Museum kereta api di Canberra ditutup. Akibatnya, banyak kereta api bersejarah akan mulai dilelang bulan depan.

Mantan relawan museum dan penggemar rel bersejarah, Garry Reynolds, khawatir jika sejarah rel kota ini akan hilang bersama dengan penjualan itu.

"Kita berbicara tentang kereta yang membawa tentara turun ke dermaga dan kapal-kapal dalam Perang Dunia I," ujar dia.

"Kemudian di Perang Dunia II, kita berbicara tentang kereta yang membawa tentara ke rumah sakit, dan tentara yang kembali dari hutan Papua dengan kapal.”

"Saya tak bisa cuma duduk dan membiarkan mereka pergi begitu saja."

Museum kehabisan biaya

Tahun lalu, museum ini terpaksa ditutup sementara, setelah terlilit utang lebih dari  500.000 dollar Australia, atau setara dengan Rp 5 miliar.

Berbasis di Kingston, selama 34 tahun, museum ini merupakan rumah bagi lokomotif uap tertua dan terbesar di Australia.

Baca: Demi Mobil Mewah dan Apartemen, Gadis Ini Lelang Keperawanannya

Itu adalah daya tarik yang populer, menawarkan perjalanan dari Canberra dengan kereta uap abad permulaan.

Namun Reynolds mengatakan, perjalanan itu memakan biaya sekitar tiga juta dollar Australia atau setara dengan Rp 30 miliar per tahun. Dana itu dipakai untuk memelihara mesin dan mengelola museum.

Lokomotif ‘City of Canberra’ yang adalah kereta Beyer-Garratt 6029, merupakan lokomotif uap terbesar yang beroperasi di Belahan Bumi Selatan. Lokomotif ini sangat mahal untuk dijalankan.

Kereta Ini mengkonsumsi rata-rata 18 ton batubara dan 40.000 liter air setiap hari, dengan biaya sekitar 10.000 dollar Australia atau setara dengan Rp 100 juta per hari.

Baca: Stallone Akan Lelang Memorabilia dari Film Rocky dan Rambo

Lokomotif ‘City of Canberra’ dipindahkan ke Sydney untuk pemeliharaan, setelah museum ini ditutup tahun 2016.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com